NewsRepublik.com, F&B – Kopi, minuman yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian jutaan orang di berbagai belahan dunia, kembali menjadi sorotan. Sebuah studi yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Nutrition mengungkap bahwa perempuan yang rutin mengonsumsi kopi di usia paruh baya memiliki peluang lebih besar untuk menua secara sehat.
Mengutip laporan Euronews, Jumat, 13 Juni 2025, temuan ini memberikan harapan baru bagi para pencinta kopi. Meski demikian, pertanyaan mengenai kekuatan bukti ilmiah yang mendasari hasil studi ini serta batas konsumsi kopi yang aman tetap menjadi perbincangan.
“Hasil ini, meskipun masih bersifat awal, menunjukkan bahwa kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan jangka panjang,” ujar Sara Mahdavi, salah satu penulis studi sekaligus dosen tambahan bidang ilmu gizi di University of Toronto.
Sejumlah studi sebelumnya juga telah mengaitkan konsumsi kopi dengan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari penurunan risiko diabetes tipe 2 hingga berkurangnya risiko kematian akibat kanker usus besar. Dengan demikian, temuan terbaru ini dinilai sejalan dengan konsensus ilmiah yang telah lama berkembang mengenai manfaat kesehatan dari konsumsi kopi, menurut Bertil Fredholm, peneliti efek kafein terhadap tubuh di Institut Karolinska, Swedia.
Ragam Manfaat Kopi bagi Kesehatan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5201620/original/097311700_1745828218-Kopi.jpg)
“Jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, kopi memiliki lebih banyak manfaat kesehatan dibandingkan risikonya,” ujar Bertil Fredholm kepada Euronews Health.
Namun, seberapa kuat bukti ilmiah di balik klaim tersebut? Apakah jenis kopi, waktu konsumsi, atau bahkan faktor individu turut memengaruhi dampaknya?
Kopi diketahui mengandung berbagai senyawa dengan sifat anti-inflamasi, salah satunya asam klorogenat—komponen yang juga ditemukan dalam makanan bergizi lainnya seperti kangkung dan apel. Menurut World Cancer Research Fund, senyawa tersebut dapat meningkatkan metabolisme serta membantu tubuh dalam mengatur kadar insulin.
Dr. Lu Qi dari Tulane University menyebutkan bahwa kopi berpotensi menurunkan peradangan dan meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu, kandungan kafein dalam kopi bekerja dengan menghambat adenosin, yakni molekul yang menyebabkan rasa kantuk.
Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi kopi dikaitkan dengan penurunan risiko terhadap sejumlah penyakit, termasuk diabetes tipe 2 dan kanker usus besar. Namun, para ahli mengingatkan bahwa manfaat tersebut dapat menurun apabila kopi dikonsumsi dengan tambahan gula atau susu secara berlebihan.
Kapan Waktu Terbaik untuk Mengonsumsi Kopi?
![[INFOGRAFIS] Manis Pahit Kopi untuk Kesehatan](https://cdn0-production-images-kly.akamaized.net/GQ2vhzXAjvrNpQbqKMr7VgZMyQY=/640x360/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/882048/original/048854500_1432204971-PIC-Manfaat-Kopi-Bagi-Kesehata.jpg)
Sebagian manfaat kopi diyakini berasal dari kandungan kafein yang mampu menetralkan adenosin—molekul dalam tubuh yang berperan dalam menimbulkan rasa lelah, baik sepanjang hari maupun setelah aktivitas berat. “Sumber kafein lain seperti teh juga memberikan efek serupa,” jelas Dr. Lu Qi.
Meski demikian, tidak semua minuman berkafein memberikan manfaat yang sama. Menambahkan gula dan susu secara berlebihan pada kopi dapat mengurangi khasiat positifnya. Dalam studi yang dipimpin oleh Sara Mahdavi, tercatat bahwa konsumsi soda dalam jumlah kecil sekalipun berkorelasi dengan penurunan kemungkinan mengalami penuaan sehat hingga 20–26 persen.
Penelitian menunjukkan bahwa waktu konsumsi kopi juga berpengaruh terhadap dampaknya bagi kesehatan. Analisis terhadap hampir 41.000 responden mengungkapkan bahwa individu yang mengonsumsi kopi di pagi hari memiliki tingkat kematian yang lebih rendah, termasuk akibat penyakit jantung, dibandingkan mereka yang minum kopi sepanjang hari atau tidak sama sekali.
Penelitian lain yang dipublikasikan di European Heart Journal menyarankan bahwa konsumsi kopi di pagi hari memberikan manfaat kesehatan yang lebih optimal. Sebaliknya, minum kopi di waktu yang lebih larut dapat mengganggu ritme sirkadian—jam biologis internal yang mengatur metabolisme serta pola makan seseorang.
Perhatikan Asupan Kopi Harian untuk Jaga Kesehatan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5185463/original/047151200_1744429679-Minum_kopi.jpg)
Selama bertahun-tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat mengaitkan konsumsi kopi dengan risiko kanker. Namun, setelah meninjau lebih dari 1.000 studi pada tahun 2016, WHO menyimpulkan bahwa tidak terdapat cukup bukti ilmiah yang mendukung anggapan bahwa kopi bersifat karsinogenik.
Meski demikian, WHO tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak mengonsumsi kopi—atau minuman lainnya—dalam kondisi yang sangat panas, karena suhu tinggi dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.
Namun, bukan berarti pencinta kopi dapat mengonsumsi minuman tersebut secara bebas tanpa batas. Para peneliti hingga kini belum mengetahui secara pasti pada titik mana manfaat kopi mulai menurun atau kapan konsumsi kopi berubah menjadi berlebihan.
“Tidak ada batasan yang pasti,” kata Dr. Lu Qi. Namun, ia menyarankan agar konsumsi kopi tetap dalam jumlah moderat, yakni sekitar dua hingga tiga cangkir per hari.
Jenis kopi juga perlu diperhatikan. Kopi yang tidak melalui proses penyaringan, seperti kopi rebus ala Swedia dan espresso, mengandung senyawa diterpena—zat yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sebaliknya, kopi yang disaring umumnya bebas dari kandungan tersebut, menurut keterangan dari Institut Karolinska.