Teknologi

Pertama di Dunia, Robot Humanoid Walker S2 Mampu Ganti Baterai Secara Mandiri Tanpa Bantuan Manusia

52
×

Pertama di Dunia, Robot Humanoid Walker S2 Mampu Ganti Baterai Secara Mandiri Tanpa Bantuan Manusia

Share this article
Pertama di Dunia, Robot Humanoid Walker S2 Mampu Ganti Baterai Secara Mandiri Tanpa Bantuan Manusia
Robot Walker S2 yang dikembangkan UBTECH dilengkapi kemampuan untuk mengganti baterainya sendiri tanpa campur tangan manusia. (Image credit: UBTECH Robotics)

NewsRepublik.com, Teknologi – Kemajuan teknologi robotika kembali menorehkan pencapaian penting di tingkat global. Terobosan terbaru datang dari Tiongkok, di mana sebuah robot humanoid berhasil melakukan hal yang sebelumnya hanya muncul dalam narasi fiksi ilmiah.

Dikutip dari Digital Trends, Rabu (30/7/2025), robot humanoid bernama Walker S2 merupakan inovasi dari perusahaan teknologi UBTech yang berbasis di Shenzhen.

Walker S2 mencatat sejarah sebagai robot humanoid pertama di dunia yang dapat mengganti baterainya sendiri tanpa intervensi manusia ketika daya hampir habis.

Robot ini dibekali sistem kecerdasan buatan serta sensor daya internal yang memungkinkannya mendeteksi secara mandiri kondisi baterai. Saat energi menipis, Walker S2 akan bergerak menuju stasiun pengisian khusus, melepas baterai kosong, lalu memasang baterai cadangan yang telah terisi penuh—seluruh proses berlangsung otomatis tanpa bantuan eksternal.

Menggunakan baterai lithium 48 volt, robot ini mampu beroperasi selama dua jam untuk berjalan atau empat jam dalam posisi berdiri. Inovasi ini membuka peluang besar bagi operasional 24 jam non-stop di berbagai sektor industri dan layanan.


Desain dan Kapasitas Energi

Ilustrasi Robot UBTECH Robotics Corp yang Menari Serempak

Walker S2 hadir dengan desain humanoid yang menyerupai postur manusia dewasa, dengan tinggi sekitar 162 cm dan bobot 43 kg. Penampilannya dirancang untuk mendekati bentuk fisik manusia, memungkinkan interaksi yang lebih natural di berbagai lingkungan kerja.

Robot ini mengandalkan dua unit baterai lithium bertegangan 48 volt, masing-masing mampu menopang pergerakan selama dua jam atau mempertahankan posisi berdiri hingga empat jam. Efisiensi energi menjadi aspek utama dalam pengembangan robot ini, mengingat durasi operasional yang dioptimalkan melalui sistem modular.

Waktu pengisian ulang satu unit baterai diperkirakan memakan waktu sekitar 90 menit hingga penuh. Namun, keunggulan terletak pada sistem baterai yang dapat diganti secara otomatis. Selama tersedia baterai cadangan yang telah terisi, Walker S2 dapat beroperasi tanpa jeda.

Dengan kemampuan tersebut, potensi operasional selama 24 jam penuh menjadi sangat mungkin diwujudkan. Inovasi ini menempatkan Walker S2 sebagai pelopor dalam konsep kerja berkelanjutan untuk robot humanoid.

Keunggulan ini membuka peluang besar di sektor logistik, layanan pelanggan, hingga pabrik otomatis, sekaligus menjadi tonggak baru bagi era automasi cerdas di lingkungan kerja masa depan.


Aplikasi Industri dan Awal Era Otomasi Cerdas

Saat ini, Walker S2 masih berada dalam tahap pengembangan lanjutan oleh UBTech. Meski begitu, robot ini telah mulai menjalani uji coba di berbagai lingkungan nyata, termasuk sektor industri, ritel, hingga institusi pendidikan.

UBTech menargetkan pemanfaatan Walker S2 di sejumlah bidang strategis seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan pelanggan. Tujuannya adalah untuk mendorong efisiensi operasional sekaligus meningkatkan kualitas hidup manusia melalui integrasi teknologi yang seamless dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam video demonstrasi resmi, Walker S2 diperlihatkan mampu berjalan secara mandiri menuju stasiun pengisian daya, melepas baterai yang habis, mengganti dengan unit baru, lalu kembali menjalankan tugas—semuanya dilakukan tanpa intervensi manusia.

Tampilan tersebut menuai apresiasi luas dari kalangan teknologi global, namun juga memunculkan diskusi serius terkait dampak automasi terhadap pasar tenaga kerja.

Sejumlah pihak mengingatkan bahwa jika teknologi seperti ini diterapkan secara masif di sektor layanan, maka potensi tergesernya peran manusia di bidang-bidang tertentu menjadi hal yang tak terelakkan.


Implikasi Teknologi dan Tantangan Etis di Era Robot Otonom

Ubtech Robotich Corporation menampilkan robot yang bisa menari pada Hong Kong Electronic Fair yang berlangsung di Hong Kong.

Kemampuan Walker S2 untuk mengganti baterai secara mandiri tidak hanya menandai pencapaian teknis, tetapi juga membuka babak baru dalam evolusi robotika: otonomi penuh tanpa supervisi manusia.

Dengan dukungan sensor daya cerdas, robot ini mampu mendeteksi kondisi energi secara real-time dan melakukan tindakan perawatan secara otomatis, memungkinkan siklus kerja yang berkelanjutan dan efisien di berbagai sektor industri.

Meski menjanjikan dari sisi produktivitas, teknologi ini turut membawa konsekuensi sosial yang perlu dicermati. Kekhawatiran akan tergesernya tenaga kerja manusia mulai bermunculan seiring meningkatnya kemampuan robot-robot otonom.

Salah satu komentar di media sosial menyoroti hal ini secara lugas, “Saya bisa merasakan pekerjaan saya akan segera tergantikan,” merespons langsung demonstrasi kemampuan Walker S2.

Pernyataan tersebut mencerminkan tantangan etis yang akan semakin relevan ke depan. Isu mengenai regulasi, perlindungan lapangan kerja, dan keseimbangan antara efisiensi teknologi dan dampak sosial menjadi topik krusial dalam menghadapi era otomasi menyeluruh yang semakin dekat.