NewsRepublik.com, Berita – Polda Metro Jaya terus mengintensifkan upaya penyelidikan terkait kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), yang ditemukan tak bernyawa di indekosnya di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Sejak jasad ADP ditemukan pada Selasa, 8 Juli 2025, polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Selain itu, penyidik turut memeriksa sebanyak 24 orang saksi dari berbagai latar belakang.
“Kami telah melakukan klarifikasi terhadap 24 saksi. Sebenarnya ada 26, namun dua di antaranya belum dapat hadir,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Wira menjelaskan bahwa para saksi dibagi ke dalam beberapa klaster, yakni dari pihak keluarga, penghuni indekos, lingkungan tempat kerja, hingga individu yang terakhir kali berinteraksi dengan korban.
Polisi Sita 103 Barang Bukti
Dalam upaya memperkuat hasil penyelidikan kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), Polda Metro Jaya telah menyita sebanyak 103 barang bukti dari berbagai lokasi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra menjelaskan bahwa ratusan barang bukti tersebut diklasifikasikan berdasarkan tiga titik penyitaan.
“Pertama, barang bukti diamankan dari kantor korban. Kedua, dari tempat indekos korban. Dan ketiga, dari keluarga korban serta sejumlah saksi lainnya,” jelas Wira, Selasa (29/7/2025).
Setelah seluruh barang bukti dikumpulkan, polisi melibatkan para ahli untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Langkah ini dilakukan guna mengungkap secara pasti penyebab kematian Arya Daru.
Ponsel Milik Arya Daru Belum Ditemukan
Keberadaan ponsel milik diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), hingga kini masih menjadi misteri. Meski kasus kematian ADP telah memasuki hampir tiga pekan, pihak kepolisian menegaskan bahwa pencarian perangkat tersebut akan terus dilakukan.
“Ponsel sampai kapan pun akan tetap dicari. Itu pasti akan dibutuhkan,” ujar Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak kepada awak media di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Meski secara fisik perangkat belum ditemukan, tim siber Polri telah berhasil memperoleh salinan data digital penting dari perangkat lain milik korban, termasuk WhatsApp dan email.
“Penyelidik menyatakan, meskipun ponsel hilang, hal tersebut tidak menghambat proses pengungkapan fakta. Tim siber masih dapat mengakses bukti digital melalui koneksi email dan perangkat laptop korban, yang menyimpan data dari ponselnya, termasuk WhatsApp dan email,” jelas Reonald.
