NewsRepublik.com, Berita – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meresmikan pembukaan Jakarta Fire Safety Challenge yang digelar oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta pada Senin (15/9/2025).
“Saya sungguh menyambut baik inisiasi untuk menyelenggarakan kegiatan ini sebagai upaya membina dan meningkatkan keterampilan pengelola gedung maupun relawan pemadam kebakaran dalam mencegah, menghadapi, serta menanggulangi kebakaran di Jakarta,” ujar Pramono.
Pramono menegaskan bahwa kebakaran masih menjadi ancaman serius di wilayah perkotaan, terutama di kawasan permukiman padat penduduk.
“Kebakaran merupakan salah satu bencana yang kerap terjadi di wilayah perkotaan, khususnya di kawasan padat hunian, bangunan gedung maupun kawasan industri,” ucap Gubernur Jakarta Pramono Anung.
Menurut dia, beragam faktor turut memicu maraknya kasus kebakaran di ibu kota. Kondisi ini, lanjutnya, menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera ditangani.
“Di antaranya, implementasi program pencegahan kebakaran yang belum terlaksana secara optimal, sistem proteksi dini kebakaran yang telah terpasang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, dan kurangnya sumber daya manusia yang mampu melakukan pemadaman pada tahap dini secara tepat sebagai langkah antisipasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan langkah penting untuk memperkuat kesiapsiagaan bersama dalam menghadapi potensi kebakaran di Jakarta.
“Penyelenggaraan Jakarta Fire Safety Challenge menjadi langkah penting guna meningkatkan kapasitas dan kompetensi petugas tanggap darurat gedung serta masyarakat dalam menghadapi potensi kebakaran,” beber Pramono.
Bentuk Nyata Kepedulian Publik terhadap Pencegahan Kebakaran

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menilai tingginya partisipasi masyarakat dalam ajang Jakarta Fire Safety Challenge mencerminkan kepedulian publik terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran di ibu kota.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya menekankan pada aspek keterampilan teknis, tetapi juga melatih kekuatan fisik, mental, intelektual, sekaligus memperkuat kerja sama tim.
“Kegiatan ini diharapkan dapat membangun kesadaran bersama akan pentingnya pencegahan dan penanggulangan kebakaran secara masif,” ujar Pramono.
Ia mengungkapkan, antusiasme peserta terlihat dari keterlibatan 440 relawan pemadam kebakaran dari 44 tim kecamatan, serta 1.456 anggota tim tanggap darurat gedung yang mewakili 112 perusahaan.
“Keikutsertaan 440 orang relawan pemadam kebakaran yang berasal dari 44 tim kecamatan, serta 1.456 orang yang merupakan tim tanggap darurat gedung, dari 112 perusahaan, menjadi bukti nyata komitmen dan kepedulian bersama untuk menjaga Jakarta,” pungkas Pramono.
Sebelumnya, Pramono menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2025, terdapat 1.195 kasus kebakaran yang terjadi di wilayah Jakarta.
“Pada 2025, tercatat sebanyak 1.195 kejadian kebakaran di Jakarta yang tidak jarang menimbulkan kerugian materil maupun korban jiwa,” kata Pramono dalam sambutannya di Kantor Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).
267 Kasus Kebakaran Berhasil Ditangani Warga Sebelum Petugas Tiba

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan, tingginya angka kebakaran sepanjang 2025 menjadi peringatan bagi pemerintah daerah sekaligus masyarakat untuk memperkuat langkah pencegahan serta meningkatkan kecepatan respons.
Ia menekankan bahwa kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa warga.
Dari total 1.195 peristiwa kebakaran di Jakarta tahun ini, sebanyak 267 kejadian berhasil diatasi langsung oleh warga sebelum petugas pemadam tiba. Pramono menilai hal tersebut sebagai wujud nyata keterlibatan publik dalam penanganan darurat.
“Saya sebagai Gubernur Jakarta sungguh-sungguh menyampaikan terima kasih dan berharap keterlibatan seluruh elemen masyarakat dapat terus ditingkatkan,” ujar Pramono.
Meski demikian, ia mengingatkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan terkait upaya pencegahan. Menurutnya, program pencegahan kebakaran belum berjalan optimal, sistem proteksi dini di sejumlah titik tidak berfungsi sebagaimana mestinya, serta masih terbatasnya sumber daya manusia yang mampu melakukan pemadaman awal.
“Terjadinya peristiwa kebakaran mengindikasikan sejumlah pekerjaan rumah yang belum terselesaikan,” kata Pramono.