NewsRepublik.com, Berita – Sejumlah mobil dinas yang melintas di sekitar DPR/MPR Jakarta Pusat pada Senin (25/8/2025) ikut menjadi sasaran amukan massa. Para demonstran mengira kendaraan berpelat merah maupun ZZH yang lewat merupakan milik anggota DPR.
Berdasarkan pantauan, kendaraan anggota Dewan yang terparkir di area Nusantara I mayoritas masih menggunakan pelat khusus DPR. Namun, di lobi tempat anggota turun, terlihat beberapa di antaranya kini memilih mobil pribadi berpelat sipil.
Salah satunya adalah Anggota Komisi XII DPR, Ramson Siagian, yang terlihat menggunakan kendaraan berpelat sipil. Ia menyebutkan, ada imbauan dari Sekretariat Jenderal DPR (Setjen DPR) agar anggota menggunakan mobil sipil.
“Saya sih tadinya tetap aja pakai karena memang nggak ada masalah. Tapi karena diumumkan ya sudah kita ikut aja, karena kita dulu juga pernah demonstran juga kan, malah menggerakkan juga dulu kalau soal itu kan,” ujar Ramson, Selasa (26/8/2025).
Ramson menilai dinamika dalam aksi unjuk rasa adalah hal yang wajar dan harus bisa diterima oleh para anggota Dewan.
“Itu memang seni dari dinamikanya lah, dan DPR itu kan rumah rakyat. Kalau di sini berbondong-bondong wajar, ini masih di depan. Kalau zamannya saya, DPR RI sejak 1 Oktober 1999, tahun 2001, 2002 itu masuk ke sini (DPR),” tuturnya.
Sebelumnya, Anggota Komisi V DPR, Adian Napitupulu, juga mengakui tidak setiap hari memakai mobil dinas berpelat DPR. Menurutnya, ia lebih sering menggunakan kendaraan pribadi.
Adian: Mobil Dinas Dipakai Hanya Saat Ganjil Genap

Anggota Komisi V DPR, Adian Napitupulu, mengungkapkan dirinya hanya menggunakan mobil dinas ketika aturan ganjil-genap berlaku dalam perjalanan menuju DPR. Ia menjelaskan, pelat khusus DPR memang tidak terpengaruh oleh kebijakan tersebut.
Menurut Adian, tidak ada alasan lain bagi dirinya maupun anggota lain yang juga terbiasa memakai kendaraan pribadi.
“Enggak ada (alasan khusus), gue pake (pelat DPR) kalau ada ganjil-genap,” ujar Adian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Sementara itu, sebelumnya sebuah mobil Hyundai Palisade yang diduga milik Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi sasaran amukan massa dalam aksi ricuh di DPR/MPR, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025). Mobil yang dikemudikan seseorang berinisial BB itu mengalami kerusakan parah pada bagian kaca dan bodi.
Kuasa hukum korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan kronologi perusakan mobil tersebut.
Insiden bermula ketika korban yang mengendarai Hyundai Palisade hitam baru saja keluar dari DPR untuk menuju kantornya. Namun, saat berputar balik di bawah flyover dekat Senayan Park, puluhan demonstran menghadang.
“Dan melakukan perusakan secara bersama-sama terhadap mobil,” ungkap Ade Ary dalam keterangan tertulis, Selasa (26/8/2025).
Ia menambahkan, massa merusak kendaraan mewah tersebut menggunakan kayu, batu, hingga tangan kosong. Akibatnya, kaca depan pecah dan bodi mobil ringsek.
Setelah insiden itu, korban melalui kuasa hukumnya langsung melapor ke Polda Metro Jaya. Saat ini, polisi tengah memburu para pelaku dengan jeratan Pasal 170 KUHP.
“Sedang dilakukan penyelidikan dan penyidikan,” tegas Ade Ary.
Komisi III DPR Nilai TNI-Polri Sudah Sesuai Prosedur

Sebanyak 1.250 personel gabungan dari Polri, TNI, dan petugas Pemprov DKI Jakarta diterjunkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa di kawasan Gedung DPR/MPR pada Senin (25/8/2025). Pengamanan dilakukan dengan pendekatan persuasif dan humanis tanpa melibatkan senjata api.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengatakan sebelum bertugas para personel lebih dulu mengikuti apel untuk menyamakan langkah pengamanan agar tetap humanis.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja aparat gabungan serta massa aksi yang menjaga kondusivitas selama demonstrasi. Politikus NasDem tersebut menilai aksi damai yang berlangsung mencerminkan kedewasaan berdemokrasi.
“Saya apresiasi untuk seluruh personel TNI-Polri yang kemarin mengawal demo kawan-kawan di DPR Senayan. Sampai sore hari, demo terpantau berjalan dengan aman dan lancar,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (26/8/2025).
“Ini menunjukkan bahwa aparat kita bisa tegas sekaligus humanis dalam mengamankan ruang kebebasan berpendapat. Saya juga apresiasi para pendemo yang telah menyampaikan aspirasinya dengan tertib. Ini menunjukkan bahwa kita berhasil menjalankan kehidupan demokrasi yang sesuai dengan aturan,” sambungnya.
Meski demikian, Sahroni mengakui tetap ada gesekan kecil di lapangan. Namun, menurutnya aparat dan mayoritas massa aksi berhasil menjaga situasi agar tetap kondusif.
“Sementara bagi yang kemarin masih kurang tertib, saya harap ke depannya bisa lebih tertib lagi. Memang tak bisa dihindari, pasti ada saja sedikit gesekan. Untungnya aparat tidak terpancing. Justru yang ditunjukkan adalah sikap tegas tapi tetap terukur, sesuai SOP. Kerja-kerja humanis seperti inilah yang kita harapkan dari aparat,” tutur Sahroni.












