Ekonomi

Trump Incar Mineral RI, Kementerian ESDM: Akses Perdagangan Sudah Lama Terbuka

53
×

Trump Incar Mineral RI, Kementerian ESDM: Akses Perdagangan Sudah Lama Terbuka

Share this article
Trump Incar Mineral RI, Kementerian ESDM: Akses Perdagangan Sudah Lama Terbuka
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, butuh waktu 6 bulan bagi Freeport Indonesia mengutus izin ekspor dihitung dari terbitnya rekomendasi.

NewsRepublik.com, Ekonomi – Pemerintah Indonesia merespons pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menginginkan akses penuh terhadap komoditas unggulan Tanah Air, termasuk sumber daya mineral seperti tembaga.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, menegaskan bahwa Indonesia sejak lama membuka diri dalam perdagangan mineral.

“Kalau free access, selama ini kita memang open saja untuk mineral. Siapa yang mau beli dari kita, silakan saja. Jadi tidak terlalu berdampak,” ujar Tri, dikutip Antara, Rabu (16/7/2025).

Pernyataan tersebut muncul usai Trump mengumumkan kebijakan tarif impor 19% untuk sejumlah produk asal Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, Trump juga menyampaikan adanya kesepakatan dengan Indonesia, termasuk komitmen pembelian energi dari AS senilai USD 15 miliar atau sekitar Rp 243 triliun.

Terkait potensi peralihan impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke AS, Tri mengatakan keputusan tersebut akan bergantung pada dua faktor utama.

“Prinsipnya keekonomian dan geopolitik. Sepanjang itu menguntungkan kita, kenapa tidak?” katanya.


Pertamina Teken MoU dengan Mitra AS

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah mitra di Amerika Serikat. Kesepakatan ini terkait pengadaan minyak mentah (feedstock) untuk memenuhi kebutuhan kilang Pertamina di dalam negeri.

Meski demikian, Fadjar belum mengungkap detail volume maupun nilai kontrak lantaran masih dalam tahap negosiasi.

Selain minyak mentah, ia juga mengungkapkan adanya pembahasan mengenai peluang optimalisasi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari AS. Rencana pengadaan energi tersebut akan diimplementasikan secara bertahap sesuai perkembangan hasil pembicaraan.

“Kami belum bisa menyebutkan nama-nama mitra karena prosesnya masih berlangsung,” kata Fadjar.