NewsRepublik.com, Internasional – Jumlah korban tewas akibat jatuhnya pesawat Air India dilaporkan mencapai 279 jiwa. Korban meninggal tidak hanya berasal dari dalam pesawat, namun juga warga di permukiman Ahmedabad yang menjadi lokasi jatuhnya pesawat. Di antara mereka terdapat penumpang tujuan London, seorang politisi ternama, hingga remaja penjual teh.
Pesawat yang membawa 242 penumpang dan awak itu hanya menyisakan satu korban selamat secara ajaib dari tragedi yang terjadi pada Kamis (12/6) sore.
Korban selamat tersebut adalah seorang warga negara Inggris—satu-satunya kisah selamat dari kecelakaan tragis yang melibatkan maskapai Air India.
“Saya melihat anak saya untuk pertama kalinya dalam dua tahun, itu momen yang luar biasa,” ungkap Anil Patel, yang sempat dikunjungi putra dan menantunya dari Inggris.
“Dan sekarang, semuanya lenyap,” ujarnya sambil menangis. “Apa pun yang dikehendaki para dewa, telah terjadi.”
Maskapai Air India melaporkan bahwa pesawat tersebut mengangkut 169 penumpang asal India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugal, serta satu warga Kanada. Selain itu, ada 12 awak kabin dalam penerbangan yang dijadwalkan menuju Bandara Gatwick, London.
Sementara itu, mengutip laporan AFP, Sabtu (14/6/2025), setidaknya 38 orang tewas di darat setelah pesawat menghantam bangunan di kawasan padat penduduk.
Hidung dan roda depan pesawat Boeing 787-8 Dreamliner milik Air India menghantam gedung kantin yang tengah dipadati mahasiswa kedokteran yang sedang menikmati waktu makan siang.
Mohit Chavda, 25 tahun, seorang dokter muda di Ahmedabad, menceritakan detik-detik saat dirinya berhasil meloloskan diri dari kepulan asap tebal usai pesawat menghantam ruang makan.
“Hampir tidak ada jarak pandang,” tutur Chavda. “Kami bahkan tidak bisa melihat siapa yang duduk di samping kami — jadi kami langsung berlari keluar.”
Bangunan-bangunan di sekitar lokasi tampak hangus terbakar, dengan potongan badan pesawat tertancap di dinding gedung.
Mantan Kepala Menteri India Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Air India
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5250717/original/035058500_1749729726-AP25163339951428.jpg)
Salah satu korban jiwa dalam kecelakaan tragis pesawat Air India adalah Vijay Rupani, 68 tahun, tokoh senior dari partai yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi dan mantan Kepala Menteri Negara Bagian Gujarat.
Namun, deretan korban tak hanya berasal dari kalangan elit. Seorang remaja bernama Akash Patni juga turut menjadi korban. Menurut laporan media India, Akash saat itu tengah tertidur di bawah pohon, tak jauh dari kedai teh milik keluarganya di Ahmedabad, ketika insiden terjadi.
“Dia terbakar di depan mataku,” ungkap ibunya, Kalpesh Patni, dengan suara bergetar kepada Indian Express. “Aku tidak akan bisa hidup tanpanya,” tuturnya pilu.
Kisah duka juga datang dari keluarga pengusaha Suresh Mistry, 53 tahun. Putrinya, Kinal, diketahui merupakan penari profesional, piawai dalam memasak, dan juga penggemar yoga.
Kinal yang bekerja sebagai koki di London sedang berada di India untuk mengunjungi keluarga. Ia bahkan sempat menunda kepulangannya dan menjadwalkan penerbangan baru agar bisa tinggal beberapa hari lebih lama di kampung halaman.
Mistry mengenang momen terakhir saat berbicara dengannya. Putrinya sempat menelepon, mengatakan bahwa pesawat akan segera lepas landas dan ia bisa pulang tanpa perlu khawatir.
“Saya tidak bisa berhenti memikirkan, jika saja dia tetap pada rencana awalnya, dia pasti masih hidup sampai sekarang,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Telat 10 Menit, Mahasiswa Ini Selamat dari Kecelakaan Maut Air India
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5252307/original/052791000_1749885138-bhoomi.jpg)
Nasib baik menaungi Bhoomi Chauhan. Gara-gara telat 10 menit naik pesawat Air India pada Kamis, 12 Juni 2025, ia justru terhindar dari maut yang merenggut 241 nyawa dalam tragedi tersebut.
Chauhan masih mengingat betul rasa marah dan frustrasinya saat terjebak kemacetan lalu lintas menuju Bandara Ahmedabad. Perjalanan yang terhambat membuatnya terlambat mengejar penerbangan Air India tujuan London Gatwick.
Dalam laporan BBC yang dikutip Sabtu (14/6/2025), Chauhan—seorang mahasiswi program administrasi bisnis yang tinggal di Bristol bersama sang suami—saat itu sedang berlibur ke wilayah barat India. Ia dijadwalkan pulang ke Inggris menggunakan penerbangan AI171 yang jatuh sesaat setelah lepas landas.
Namun, karena tiba di bandara kurang dari satu jam sebelum keberangkatan, Chauhan ditolak oleh pihak maskapai.
“Kami sangat marah kepada sopir kami dan meninggalkan bandara dalam keadaan frustrasi,” kenangnya. “Saya benar-benar kecewa.”
Usai meninggalkan bandara, Chauhan dan suaminya sempat berhenti di sebuah warung untuk menikmati secangkir teh. Di sanalah mereka sempat berdiskusi dengan agen perjalanan untuk mengurus pengembalian dana tiket.
Tak berselang lama, telepon berdering—membawa kabar mengejutkan bahwa pesawat yang harusnya mereka tumpangi telah jatuh.
Berbicara kepada BBC berbahasa Gujarati, Bhoomi mengatakan, “Ini benar-benar keajaiban bagi saya.”
Tata Group Berikan Kompensasi Rp1,8 Miliar untuk Keluarga Korban Tewas Air India
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5251497/original/013246000_1749798385-20250613-PM_India-AFP_7.jpg)
Tata Group, perusahaan induk yang membawahi maskapai Air India, mengumumkan akan memberikan santunan sebesar Rs 1 crore atau sekitar Rp1,8 miliar kepada keluarga korban meninggal dunia dalam insiden jatuhnya pesawat Air India AI171 di Ahmedabad.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh pihak Tata Group melalui pernyataan resmi yang dikutip dari Business Today, Jumat (13/6/2025). Selain kompensasi finansial, Tata juga memastikan akan memberikan perlindungan medis bagi seluruh penumpang yang mengalami luka-luka dalam tragedi tersebut.
“Tata Group telah menetapkan bantuan sebesar Rs 1 crore untuk tiap keluarga korban jiwa dalam insiden kecelakaan pesawat AI171. Kami juga akan menanggung penuh biaya pengobatan bagi para korban luka,” ujar N. Chandrasekaran, Chairman Tata Sons.
Tak hanya itu, perusahaan juga berkomitmen membangun kembali fasilitas asrama BJ Medical College yang mengalami kerusakan parah akibat benturan pesawat.
“Kami akan memberikan dukungan penuh untuk pembangunan kembali asrama BJ Medical College sebagai bagian dari tanggung jawab dan komitmen kami dalam tragedi ini,” lanjut Chandrasekaran.
Diketahui, Tata Group resmi mengambil alih operasional Air India dari pemerintah India pada tahun 2022 lalu, menandai kembalinya maskapai nasional tersebut ke tangan swasta setelah puluhan tahun.