Kesehatan

Vape Bisa Sebabkan Popcorn Lung, Apa Itu? Ayo Kenali Gejala & Risikonya

105
×

Vape Bisa Sebabkan Popcorn Lung, Apa Itu? Ayo Kenali Gejala & Risikonya

Share this article
Vape Bisa Sebabkan Popcorn Lung, Apa Itu? Ayo Kenali Gejala & Risikonya
Pemerintah telah memutuskan untuk mengerek tarif cukai rokok elektrik sebesar 15% setiap tahunnya hingga 2027 mendatang.

NewsRepublik.com, Kesehatan – Pemerintah Singapura memperketat pengawasan terhadap peredaran rokok elektrik atau vape. Perangkat tersebut kini dikategorikan sebagai tindak pidana narkotika apabila mengandung zat berbahaya seperti etomidate.

Kebijakan ini muncul setelah otoritas kesehatan menemukan bahwa sekitar sepertiga produk vape ilegal mengandung etomidate, zat anestesi yang dapat menimbulkan halusinasi serta merusak organ tubuh jika disalahgunakan.

Tanpa etomidate sekalipun, penggunaan vape tetap berisiko bagi kesehatan. Meski kerap dianggap lebih aman dibanding rokok tembakau, kenyataannya rokok elektrik juga tidak bebas dari bahaya.

“Vape tak lepas dari risiko kesehatan, termasuk kemungkinan memicu penyakit paru langka seperti popcorn lung,” ungkap dokter spesialis paru dan pernapasan RS EMC Cikarang & Cibitung, dr. Maria Dewi Caetline, Sp.P, Jumat (22/8/2025).

Popcorn lung atau bronchiolitis obliterans merupakan kondisi langka yang menyerang bronkiolus akibat peradangan dan kerusakan. Penyakit ini dapat dipicu oleh paparan zat kimia berbahaya, termasuk uap rokok elektrik maupun bahan industri tertentu.

Meski jarang terjadi dan tidak menular, popcorn lung bisa menyerang siapa saja serta berkembang dengan cepat apabila tidak segera ditangani.


Penyebab dan Faktor Risiko Popcorn Lung

Istilah popcorn lung berawal dari kasus pertama yang ditemukan pada pekerja pabrik popcorn. Mereka terpapar uap diacetyl, bahan kimia perasa mentega buatan yang digunakan dalam produk popcorn.

Meski aman bila tertelan, paparan diacetyl dalam jangka panjang bisa membahayakan paru-paru jika terhirup.

Selain diacetyl, sejumlah bahan kimia berbahaya lain juga berpotensi memicu popcorn lung, di antaranya:

  • Acetaldehyde
  • Sulfur mustard
  • Ammonia
  • Sulfur dioxide
  • Chlorine
  • Formaldehyde
  • Hydrochloric acid
  • Fumes from metal oxides
  • Nitrogen oxides

Faktor Risiko Popcorn Lung

Beberapa kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami popcorn lung, antara lain:

  • Infeksi saluran pernapasan
  • Penyakit autoimun
  • Sindrom Stevens-Johnson
  • Riwayat transplantasi organ atau sumsum tulang
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti penicillamine

Gejala Popcorn Lung yang Perlu Diwaspadai

Popcorn lung dapat memengaruhi sistem pernapasan dengan menimbulkan sejumlah keluhan. Gejala biasanya muncul dalam rentang waktu dua hingga delapan minggu setelah seseorang terpapar zat kimia penyebabnya, dan bisa berkembang perlahan atau memburuk dengan cepat.

Beberapa gejala yang kerap dialami antara lain:

  • Sesak napas
  • Batuk kering
  • Lemas
  • Mengi
  • Demam
  • Penurunan berat badan
  • Berkeringat pada malam hari
  • Gangguan tidur
  • Iritasi pada hidung, mata, dan mulut

Berbeda dengan gejala asma yang dapat hilang timbul, keluhan akibat popcorn lung cenderung menetap dan berpotensi semakin parah jika tidak ditangani dengan tepat.


Cara Meredakan Gejala Popcorn Lung

Hingga kini, popcorn lung belum dapat disembuhkan sepenuhnya. Meski begitu, sejumlah metode pengobatan tersedia untuk membantu meredakan gejala sekaligus memperlambat kerusakan paru-paru.

Obat-obatan

Dokter biasanya akan meresepkan obat sesuai kondisi pasien, di antaranya:

  • Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan pada saluran napas
  • Antibiotik, jika terdapat infeksi seperti pneumonia atau bronkitis
  • Bronkodilator (misalnya salbutamol), guna membantu pernapasan
  • Antitusif (seperti dextromethorphan), untuk meredakan batuk kering

Oksigen

Pada kasus yang lebih berat, pasien mungkin membutuhkan terapi oksigen tambahan atau bahkan penggunaan ventilator.

Fisioterapi

Latihan fisik maupun fisioterapi pernapasan dapat membantu memperkuat fungsi paru-paru sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien. Program biasanya disesuaikan dengan kondisi individu.

Transplantasi Paru

Apabila kerusakan paru sudah parah, transplantasi dapat menjadi pilihan terakhir. Namun, prosedur ini hanya dilakukan pada pasien yang memenuhi syarat tertentu dan tidak memiliki riwayat transplantasi organ lain sebelumnya.

Selain pengobatan medis, penderita juga dianjurkan untuk:

  • Menghentikan kebiasaan merokok dan vaping
  • Menghindari paparan bahan kimia berbahaya

Upaya tersebut penting dilakukan guna mencegah kondisi semakin memburuk.

Popcorn lung memang belum memiliki obat yang benar-benar menyembuhkan. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini berisiko menimbulkan komplikasi serius, seperti:

  • Infeksi paru berulang
  • Kerusakan paru permanen
  • Gagal napas
  • Risiko kematian

“Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala yang mengarah ke popcorn lung, segera periksakan diri ke dokter spesialis paru. Penanganan sejak dini dapat membantu mengurangi keparahan gejala dan mencegah kerusakan paru yang lebih lanjut,” jelas dr. Maria Dewi Caetline, Sp.P.