F&B

10 Bumbu dan Rempah Khas yang Menjadi Cita Rasa Umami dalam Masakan Jepang

66
×

10 Bumbu dan Rempah Khas yang Menjadi Cita Rasa Umami dalam Masakan Jepang

Share this article
10 Bumbu dan Rempah Khas yang Menjadi Cita Rasa Umami dalam Masakan Jepang
Bumbu dan rempah-rempah yang digunakan dalam masakan Jepang terbilang khas seperti wasabi, furikake hingga myoga atau jahe Jepang.

NewsRepublik.com, F&B – Pernah bertanya-tanya dari mana datangnya cita rasa gurih dan mendalam dalam masakan Jepang? Rahasianya terletak pada bumbu dan rempah-rempah tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad dalam berbagai resep.

Dari ramen, sushi, hingga kare Jepang, berbagai hidangan khas Negeri Sakura mengandalkan perpaduan bumbu autentik yang membentuk identitas rasa mereka. Salah satunya tentu saja rasa umami, elemen penting yang membedakan masakan Jepang dari kuliner lainnya.

Apa saja bumbu yang menjadi fondasi kelezatan dalam kuliner Jepang? Berikut rangkuman NewsRepublik.com, Senin (7/7/2025).


1. Shichimi Togarashi (Campuran Cabai Tujuh Rasa)

Shichimi togarashi, atau “tujuh bumbu Jepang”, merupakan salah satu campuran rempah paling ikonik di Jepang. Terbuat dari tujuh bahan utama seperti cabai merah kering, jahe bubuk, kulit jeruk, biji wijen, biji poppy, rumput laut nori, dan lada sansho, rempah ini pertama kali dikenal di Tokyo pada tahun 1625, saat kota itu masih bernama Edo.

Rasanya unik—memadukan pedas lembut dengan aroma jeruk dan sedikit rasa pahit dari sansho—dan mampu meningkatkan rasa dari berbagai hidangan. Shichimi biasa digunakan sebagai taburan untuk sup, mi, nasi, hingga sebagai campuran dalam marinasi dan saus salad.


2. Wasabi

Wasabi adalah rempah khas Jepang yang biasanya disajikan dalam bentuk pasta hijau, dan sering menjadi pendamping setia sushi dan sashimi.

Wasabi asli berasal dari batang bawah tanah tanaman wasabia japonica, yang hanya tumbuh dalam kondisi lingkungan tertentu seperti air pegunungan yang jernih dan suhu stabil. Karena sulit dibudidayakan dan prosesnya memakan waktu, wasabi asli tergolong mahal dan langka.

Akibatnya, banyak restoran di luar Jepang menggunakan versi imitasi yang dibuat dari lobak Eropa (horseradish), pewarna hijau, dan mustard sebagai pengganti.


3. Furikake

Furikake adalah bumbu tabur kering yang sangat populer di Jepang, terutama untuk menambah rasa pada semangkuk nasi putih.

Kandungan furikake cukup beragam, namun biasanya terdiri dari ikan kering, serpihan rumput laut, biji wijen, serpihan bonito, garam, dan gula. Beberapa varian juga menambahkan telur kering, sayuran, atau bahkan bubuk wasabi.

Cita rasanya bisa bervariasi antara manis, asin, hingga sedikit pedas, namun teksturnya yang renyah dan aroma umami-nya membuatnya menjadi favorit banyak orang.

4. Lada Sansho

Sansho adalah jenis lada khas Jepang yang sering kali tidak dikenal luas di luar negeri. Rempah ini berasal dari biji tanaman lada hijau Jepang, dan memiliki rasa pedas menggigit dengan sensasi kesemutan yang khas.

Berbeda dengan lada hitam biasa, sansho memberikan efek segar dan sedikit rasa jeruk, menjadikannya bahan penting dalam berbagai saus, campuran bumbu, dan hidangan tradisional seperti unagi (belut bakar).


5. Shiso (Daun Perilla Jepang)

Shiso, atau perilla, dikenal sebagai salah satu daun aromatik paling serbaguna dalam masakan Jepang. Daunnya yang bergerigi memiliki rasa segar dengan sentuhan jeruk dan sedikit pahit, menjadikannya pelengkap sempurna untuk hidangan daging, seafood, maupun mi.

Shiso sering digunakan sebagai garnish, dibalutkan pada sushi, atau dicincang halus untuk menambah cita rasa pada saus salad, tempura, hingga acar.


6. Mitsuba (Peterseli Jepang)

Mitsuba, yang secara harfiah berarti “tiga daun”, adalah herba khas Jepang yang memiliki rasa lembut dan aroma segar, mirip campuran seledri, daun ketumbar, dan peterseli lokal.

Biasanya ditambahkan ke dalam sup, semur, atau sebagai taburan akhir pada donburi dan chawanmushi (custard telur kukus). Dalam kondisi mentah, mitsuba menawarkan rasa ringan dengan aroma manis yang menyegarkan.


7. Aonori

Aonori adalah rumput laut kering yang dihaluskan menjadi serpihan halus berwarna hijau cerah. Bumbu ini memberikan aroma laut yang lembut dan sentuhan rasa umami, menjadikannya pelengkap ideal untuk hidangan seperti okonomiyaki (pancake gurih Jepang), takoyaki, udon, dan ramen.

Meski digunakan dalam jumlah kecil, aroma dan rasanya cukup kuat untuk memperkaya rasa makanan secara keseluruhan.


8. Myoga (Jahe Jepang)

Berbeda dari jahe biasa, myoga adalah bagian bunga dari tanaman jahe Jepang yang memiliki rasa lebih ringan, segar, dan sedikit floral.

Myoga biasa digunakan sebagai garnish atau topping untuk hidangan dingin seperti salad, tahu dingin (hiyayakko), dan sashimi, memberikan kontras rasa yang menyegarkan dan aroma yang harum.


9. Dashi (Kaldu Dasar Jepang)

Dashi adalah kaldu dasar yang menjadi fondasi dari banyak masakan Jepang. Umumnya dibuat dari kombu (rumput laut kering) dan katsuobushi (serpihan ikan bonito kering).

Dashi memberikan cita rasa umami yang mendalam tanpa perlu banyak bumbu tambahan, dan sering digunakan dalam sup miso, mi kuah, nabe (hot pot), serta berbagai hidangan rebus. Keberadaan dashi dalam masakan Jepang hampir setara dengan kaldu ayam dalam masakan Barat.


10. Shoyu (Kecap Asin Jepang)

Shoyu adalah salah satu bumbu terpenting dalam dapur Jepang. Dibuat melalui proses fermentasi kedelai, gandum, dan garam, shoyu menghadirkan perpaduan rasa asin, gurih, dan sedikit manis.

Digunakan dalam berbagai hidangan mulai dari saus celup sushi, marinasi daging, hingga kuah mi, shoyu merupakan kunci dari banyak rasa otentik Jepang. Fermentasi dalam pembuatannya juga menunjukkan peran penting teknik ini dalam membentuk karakter masakan Jepang.