Lifestyle

2 Desainer Tanah Air Raih Apresiasi UNESCO atas Dedikasi dalam Pelestarian Budaya

5
×

2 Desainer Tanah Air Raih Apresiasi UNESCO atas Dedikasi dalam Pelestarian Budaya

Share this article
2 Desainer Tanah Air Raih Apresiasi UNESCO atas Dedikasi dalam Pelestarian Budaya
2 Desainer Tanah Air Raih Apresiasi UNESCO atas Dedikasi dalam Pelestarian Budaya

NewsRepublik.com, Lifestyle – Dua desainer ternama Indonesia, Era Soekamto dan Rinaldy Yunardi, menerima apresiasi dari UNESCO atas kontribusi mereka dalam melestarikan warisan budaya nasional melalui ajang Nusantara Gala 2025 yang digelar di Jakarta pada 20 Juni 2025 lalu.

Acara yang mengusung tema “A Tribute to Indonesia’s Heritage: Batik for the World UNESCO ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk menjaga keberlanjutan batik sebagai identitas budaya Indonesia di mata dunia.

Dalam perhelatan tersebut, Era dan Rinaldy menampilkan karya kolaboratif bertajuk “Adi Manungsa”, yang juga menjadi nama kampanye budaya yang digagas Era Soekamto sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian nilai-nilai luhur batik.

Rinaldy Yunardi dan Era Soekamto

“Awalnya saya diajak terlibat, dan kemudian dipercaya untuk membantu mengurasi para peserta. Saya ingin memastikan apresiasi ini diberikan secara layak dan tidak sembarangan,” ujar Rinaldy Yunardi dalam sesi media gathering yang digelar di Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025.

Sementara itu, Era Soekamto menjelaskan bahwa Adi Manungsa bukan sekadar koleksi fashion, melainkan bagian dari gerakan budaya yang telah ia rintis sejak lama. “Ini bukan hanya soal desain, tapi juga tentang perjalanan rasa dan nilai yang kami bawa. Saya dan Rinaldy telah berkarya bersama selama 25 tahun, dan kolaborasi ini adalah ekspresi dari perjalanan itu,” ungkapnya.

Penghargaan dari UNESCO ini menjadi bentuk pengakuan internasional terhadap kreativitas dan dedikasi insan mode Tanah Air dalam menjembatani tradisi dan inovasi. Melalui pendekatan artistik yang kuat dan berakar pada nilai budaya, Era dan Rinaldy berhasil mengangkat batik ke panggung global sebagai warisan yang hidup dan terus berkembang.


Refleksi Kreativitas Era Soekamto dan Rinaldy Yunardi

Kolaborasi antara Era Soekamto dan Rinaldy Yunardi dalam pergelaran Nusantara Gala 2025 bukan sekadar pertunjukan busana, melainkan wujud penghormatan mendalam terhadap proses kreatif dan kekayaan budaya Nusantara.

Bagi Era, kolaborasi ini menjadi medium untuk menyalurkan rasa—sebuah pendekatan intuitif yang telah mereka asah selama bertahun-tahun berkarya bersama. “Yang kami formulasikan adalah rasa. Makin lama mengolahnya, makin tajam karya yang dihasilkan,” ungkap Era dalam pernyataannya.

Senada dengan Era, Rinaldy menekankan bahwa kerja sama mereka tidak berhenti pada penggabungan elemen busana dan aksesori, melainkan pada pemaknaan yang lebih dalam terhadap konsep yang diangkat. “Dalam proyek ini, saya menyesuaikan karya saya dengan narasi yang dibangun Era. Saya menerjemahkannya dalam bentuk aksesori yang menyatu dengan idenya, bukan sekadar dekorasi etnik,” jelas desainer yang akrab disapa Yung Yung itu.

Proses pengerjaan “Adi Manungsa” juga menjadi pengalaman transformatif bagi Rinaldy. Ia mengaku semakin menyadari kekayaan budaya Indonesia dan pentingnya mengambil peran aktif dalam pelestariannya. “Ini adalah milik kita. Sudah seharusnya kita yang menjadi yang pertama berdiri di garis depan untuk menjaganya,” ujarnya.

Lebih dari sekadar koleksi fesyen, Adi Manungsa membawa pesan reflektif. Era menyebut, nama ini mengandung makna tentang perjalanan manusia yang harus dihargai, baik secara fisik maupun batin. Setiap individu adalah “adi”—berharga, mulia, dan memiliki nilai luhur.

Kolaborasi ini tidak hanya menjadi panggung untuk memperlihatkan keindahan estetika, tetapi juga menyuarakan pentingnya menjaga dan memaknai warisan budaya dengan kesadaran dan rasa hormat.


Apresiasi UNESCO Jadi Tanggung Jawab

Desainer Era Soekamto menyambut penghargaan dari UNESCO bukan sebagai bentuk pengakuan semata, melainkan sebagai amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Bagi Era, kolaborasinya dalam ajang Nusantara Gala 2025 merupakan bagian dari kontribusinya terhadap program pelestarian budaya dunia.

“Saya menilai ini sebagai bentuk tanggung jawab, sebagaimana kami berupaya mendukung dan terlibat aktif dalam inisiatif-inisiatif UNESCO,” ujar Era dalam keterangannya.

Melalui karya-karyanya, Era berusaha menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah yang nyaris terlupakan. Ia menjelaskan bahwa motif-motif batik yang ia gunakan merupakan hasil riset mendalam, termasuk dari peninggalan visual seperti relief candi, dengan dukungan para arkeolog muda.

“Saat ini, saya sedang mencoba merekam sejarah lewat batik. Nantinya akan saya lengkapi dengan narasi tertulis. Dalam proses ini, saya harus memahami pakemnya agar desain yang dikembangkan tetap bertanggung jawab secara budaya,” ungkapnya.

Tak ingin larut dalam euforia, Era menegaskan bahwa penghargaan internasional tersebut menjadi dorongan moral untuk menyelesaikan misi besar lainnya, yakni pengembangan platform digital bernama Nusantara Wisdom—sebuah inisiatif kronik budaya Indonesia yang diharapkan dapat menjangkau lintas generasi.

“Nusantara Wisdom adalah pekerjaan rumah kami. Ini merupakan bentuk pendampingan bagi sektor privat maupun pemerintah daerah agar mampu menggali potensi budaya lokal serta mendorong diplomasi budaya yang relevan dan diterima oleh generasi saat ini,” tutur Era.

Melalui pendekatan yang menyeluruh, Era Soekamto menunjukkan bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas kreatif, tetapi juga panggilan tanggung jawab sosial dan intelektual.


UNESCO Apresiasi Era Soekamto

Era Soekamto kembali menegaskan komitmennya dalam upaya pelestarian budaya Indonesia melalui pendekatan yang adaptif dan relevan. Salah satunya adalah lewat proyek digital bertajuk Nusantara Wisdom, sebuah platform dokumentasi budaya yang rencananya segera diluncurkan.

Meski belum mengungkap tanggal pasti peluncurannya, Era memastikan bahwa inisiatif ini akan menghadirkan berbagai narasi budaya dari berbagai daerah. “Dalam waktu dekat, kami akan mulai mengangkat banyak cerita dari daerah-daerah, dengan Nusantara Wisdom sebagai pendamping,” ujarnya saat temu media, Rabu (25/6/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Era juga menunjukkan dokumen apresiasi dari UNESCO atas perannya sebagai kolaborator dalam ajang Nusantara Gala 2025 bertajuk Batik for the World. Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur dan Perwakilan UNESCO untuk Kawasan Asia Tenggara.

Berikut isi pengakuan resmi dari UNESCO yang ditujukan kepada Era Soekamto:

“Surat ini merupakan pengakuan atas kontribusi berharga Era Soekamto sebagai kolaborator dalam Gala Nusantara 2025/Batik untuk Dunia. Pencantuman batik dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO mencerminkan signifikansi budayanya dan upaya kolektif masyarakat Indonesia untuk melestarikannya.

Acara ini jadi bukti betapa pentingnya batik dalam masyarakat Indonesia, yang menggambarkan transmisi antargenerasi melalui upaya keras para perajin, pemerintah, dan komunitas bisnis. Kami sangat menghargai peran Era Soekamto dalam menyukseskan acara ini dan merayakan tradisi budaya Indonesia yang masih terus hidup.

Kami menghargai komitmen berkelanjutan Anda untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia dan berharap dapat menyaksikan dampaknya yang berkelanjutan melalui karya Anda.”

Apresiasi dari lembaga internasional tersebut menjadi penanda bahwa karya dan dedikasi Era Soekamto tidak hanya berdampak di tingkat nasional, tetapi juga memberi kontribusi nyata dalam arena budaya global.