NewsRepublik.com, Sejarah – Arthur Ashe mencetak tonggak sejarah di ajang Wimbledon dengan menjadi pria kulit hitam pertama yang berhasil merebut gelar juara di nomor tunggal putra, dalam turnamen tenis paling bergengsi di dunia. Raihan Ashe mengikuti jejak Althea Gibson, petenis wanita asal New York yang lebih dulu menorehkan sejarah sebagai wanita kulit hitam pertama yang menjuarai Wimbledon pada tahun 1958.
Pada partai final yang digelar di Centre Court, Ashe tampil impresif dan sukses menundukkan juara bertahan Jimmy Connors dalam empat set, 6-1, 6-1, 5-7, 6-4. Seusai pertandingan, Ashe yang kala itu berusia 31 tahun menyatakan keyakinannya terhadap peluang kemenangan. “Saya selalu merasa akan menang karena saya bermain sangat baik dan sangat percaya diri,” ungkapnya.
Hasil ini cukup mengejutkan publik All England Club, kendati Ashe sebelumnya telah mengantongi gelar juara AS Terbuka pada 1968. Berbeda dari biasanya, Ashe terlihat enggan mengulas lebih jauh mengenai strategi permainannya, kemungkinan karena ingin menyimpan keunggulannya untuk pertemuan mendatang melawan Connors.
Di sisi lain, Connors yang baru berusia 22 tahun harus mengakui keunggulan lawannya. Dikutip dari laman BBC, Sabtu (5/7/2025), ia mengungkapkan, “Saya tidak menemukan celah sama sekali. Mau saya servis melebar atau dengan spin tinggi, dia selalu siap. Semua yang dilakukannya luar biasa — pengembalian pendek, panjang, servis, hingga voli.”
Laga dibuka dengan dominasi penuh dari Ashe. Ia langsung memenangi servis pertamanya dan mematahkan servis Connors dengan cepat, menuntaskan set pembuka hanya dalam waktu 19 menit. Set kedua pun berjalan tanpa hambatan bagi Ashe, yang kembali unggul dengan skor 6-1.
Tensi meningkat di set ketiga saat Connors mulai bangkit. Tertinggal 1-3, ia berhasil membalikkan keadaan menjadi unggul 6-5 sebelum akhirnya mengamankan set tersebut. Teman sekaligus semifinalis Wimbledon, Ilie Nastase, tampak tegang menyaksikan jalannya pertandingan dari tribun pemain, duduk bersama ibu Connors, Gloria, serta manajernya, Bill Riordan.
Namun Ashe tetap menjaga ketenangan. Ia kembali berhasil mematahkan servis Connors di gim kesembilan pada set keempat, yang menjadi titik balik krusial. Pertandingan ditutup saat Ashe unggul 40-15 pada servisnya sendiri dan memastikan kemenangan lewat pukulan voli yang memanfaatkan pengembalian lemah dua tangan dari Connors.
Dengan trofi Wimbledon kini berada dalam genggamannya, Arthur Ashe tak hanya menorehkan kemenangan pribadi, tetapi juga membuka jalan yang lebih luas bagi petenis kulit hitam di kancah tenis dunia.