Sejarah

6 September 1997: Dunia Berduka, Pemakaman Putri Diana Disaksikan Miliaran Pasang Mata

26
×

6 September 1997: Dunia Berduka, Pemakaman Putri Diana Disaksikan Miliaran Pasang Mata

Share this article
6 September 1997: Dunia Berduka, Pemakaman Putri Diana Disaksikan Miliaran Pasang Mata
Seorang wanita berdiri di antara bunga dan pesan peringatan untuk Putri Diana yang dipajang di gerbang Istana Kensington, London, Rabu (31/8/2022). Hari ini menandai peringatan 25 tahun kematian Putri Diana dalam kecelakaan mobil di Paris. (AP Photo/Alastair Grant)

NewsRepublik.com, Sejarah – Perpisahan terakhir dengan Putri Diana pada 6 September 1997 menjadi momen bersejarah yang menyedot perhatian dunia. Mantan istri Pangeran Charles, yang kerap dijuluki Princess of Hearts, dimakamkan dalam prosesi penuh haru yang ditonton miliaran orang.

Di Inggris, lebih dari satu juta warga memadati jalanan sepanjang rute prosesi menuju Westminster Abbey. Setelah itu, jenazah Lady Diana Spencer dimakamkan di kediaman keluarga Spencer di Althorp, Northamptonshire. BBC melaporkan, setidaknya 2,5 miliar penonton di berbagai negara menyaksikan prosesi tersebut lewat siaran televisi, Sabtu (6/9/2025).

Rangkaian upacara dimulai pukul 09.08 waktu setempat, saat peti jenazah meninggalkan Istana Kensington dengan pengawalan militer. Sebuah kartu bertuliskan “Mummy” yang diletakkan di atas peti menjadi simbol menyentuh dari salah satu putranya, pengingat bahwa sosok yang dikagumi jutaan orang itu juga seorang ibu.

Dua pangeran muda, William dan Harry, berjalan di belakang peti bersama ayah mereka, Pangeran Charles—yang kini naik takhta sebagai Raja Charles III—serta kakek mereka, Pangeran Philip, dan Paman Diana, Charles Spencer atau Lord Spencer.

Dari halaman Istana Buckingham, para anggota keluarga kerajaan lainnya turut menyaksikan iring-iringan duka tersebut. Untuk pertama kalinya, bendera Union Jack di puncak istana diturunkan setengah tiang sebagai tanda berkabung.


Suasana Haru Kian Membuncah

Ilustrasi Duka Cita
Ilustrasi Duka Cita (AP Photo/Sakchai Lalit)

Rasa duka semakin dalam terasa ketika dua saudari Putri Diana, Lady Sarah McCorquodale dan Lady Jane Fellowes, tampil membacakan penghormatan terakhir. Momen itu semakin menyentuh ketika Elton John, sahabat dekat sang putri, mempersembahkan versi baru dari lagu Candle in the Wind.

Dalam pidato penuh emosi, Lord Spencer menggambarkan Diana sebagai “inti dari kasih sayang, kewajiban, gaya, dan kecantikan”. Ia juga melontarkan kritik keras terhadap media yang dinilainya berperan besar dalam tragedi yang menewaskan adiknya, bahkan menyebut Diana sebagai “orang paling diburu di era modern”.

“Pernyataan yang kadang kontroversial itu langsung disambut tepuk tangan spontan dari para hadirin,” tulis media Inggris.

Rangkaian prosesi hari itu ditutup dengan pemakaman pribadi. Diana akhirnya dikebumikan di sebuah pulau kecil yang berada di kawasan tanah milik keluarga Spencer di Althorp.

Kepergian Diana memicu gelombang kesedihan publik terbesar sepanjang sejarah modern Inggris. Dalam waktu singkat, berbagai memorabilia tentang sang putri menjadi buruan di seluruh dunia.

Dua tahun kemudian, penyelidikan otoritas Prancis menyimpulkan bahwa Henri Paul, sopir yang juga menjabat wakil kepala keamanan Hotel Ritz Paris, berada dalam kondisi mabuk dengan kadar alkohol tiga kali di atas batas normal dan mengemudi dalam kecepatan tinggi. Fotografer yang membuntuti kendaraan tersebut pun menuai kritik, meski tidak ada tuntutan pidana yang dijatuhkan.

Sementara itu, di Inggris, penyelidikan resmi baru dibuka pada 2004. Namun, prosesnya tertunda lantaran Kepolisian Metropolitan masih melanjutkan investigasi terkait kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Putri Diana.