Pariwisata

Thailand dan Kamboja Capai Gencatan Senjata, Pemerintah Pastikan Destinasi Wisata Tetap Aman Dikunjungi

75
×

Thailand dan Kamboja Capai Gencatan Senjata, Pemerintah Pastikan Destinasi Wisata Tetap Aman Dikunjungi

Share this article
Thailand dan Kamboja Capai Gencatan Senjata, Pemerintah Pastikan Destinasi Wisata Tetap Aman Dikunjungi
Mahout atau pawang bersama gajah mereka menunggu turis yang datang di Taman Chang Siam, Pattaya, Thailand, Rabu (12/2/2020). Chang Siam Park adalah salah satu primadona bagi wisatawan China di Pattaya yang kini berangsur sepi karena penyebaran virus corona covid-19.

NewsRepublik.com, Pariwisata – Pemerintah Thailand menegaskan bahwa situasi keamanan di negaranya tetap dalam kondisi aman, stabil, dan terbuka bagi wisatawan, meskipun sebelumnya sempat terjadi ketegangan bersenjata di wilayah perbatasan dengan Kamboja.

Mengutip laporan Travel Weekly, Selasa (29/7/2025), Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) menyampaikan bahwa insiden yang terjadi terbatas pada area tertentu di dekat perbatasan Thailand-Kamboja dan tidak berdampak pada wilayah lain di negara tersebut.

Destinasi wisata di seluruh Thailand tetap beroperasi secara normal, tanpa gangguan terhadap aktivitas perjalanan, transportasi, maupun layanan publik,” tulis TAT dalam pernyataan resminya yang dirilis pada Senin, 28 Juli 2025. TAT juga menambahkan bahwa pemerintah terus memantau perkembangan situasi di kawasan perbatasan tersebut secara saksama.

Dalam pernyataan tersebut, dijelaskan bahwa ketegangan yang terjadi dipicu oleh kekhawatiran keamanan lokal terkait sengketa batas wilayah di zona terbatas perbatasan yang masih tumpang tindih.


Tak Berdampak pada Destinasi Wisata Utama

Petugas kepolisian Kamboja berjaga di depan gerbang yang ditutup di pos pemeriksaan perbatasan internasional Poipet, yang menghubungkan Kamboja dan Thailand, di Provinsi Banteay Meanchey, pada 24 Juni 2025. (Dok. AFP)

Pemerintah Thailand menegaskan bahwa ketegangan yang sempat terjadi di wilayah perbatasan dengan Kamboja tidak berdampak pada destinasi-destinasi wisata utama di negara tersebut. Dalam pernyataan resmi, otoritas menyebut telah mengambil langkah pencegahan yang cepat dan terarah demi menjamin keselamatan masyarakat dan wisatawan.

“Menanggapi insiden baru-baru ini yang melibatkan aktivitas lintas batas tanpa izin dan ancaman keamanan, termasuk bentrokan terisolasi serta keberadaan ranjau darat di dekat jalur patroli militer terpencil, otoritas Thailand telah bertindak sigap untuk menjaga keamanan publik,” demikian pernyataan Otoritas Pariwisata Thailand (TAT).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa kejadian tersebut terbatas secara geografis pada wilayah terpencil di perbatasan Thailand-Kamboja dan tidak memengaruhi sebagian besar wilayah negeri, termasuk area pariwisata unggulan.

Direktur TAT untuk wilayah Britania Raya dan Irlandia, Worapa Angkhasirisap, menegaskan bahwa kota-kota dan kawasan wisata utama seperti Bangkok, Chiang Mai, Phuket, Krabi, Pattaya, Ayutthaya, Khon Kaen, dan Udon Thani tetap beroperasi normal dan dapat diakses sepenuhnya.

Seluruh moda transportasi, termasuk bandara, jalan raya, kereta api, bus antarprovinsi, layanan feri, dan penerbangan domestik juga beroperasi seperti biasa. Begitu pula dengan hotel, restoran, objek wisata, dan situs budaya di seluruh Thailand yang tetap terbuka bagi pengunjung tanpa perubahan jam operasional maupun layanan.


Jalin Kerja Sama Luas untuk Pastikan Wisatawan Tetap Nyaman

Kapal yang membawa Raja Thailand Maha Vajiralongkorn terlihat saat prosesi Royal Barge di Sungai Chao Phraya, Bangkok, Kamis (12/12/2019). Acara ini merupakan prosesi akhir penobatan Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Wisatawan yang berkunjung ke Thailand tetap dapat menikmati berbagai pengalaman menarik, mulai dari kunjungan ke kuil dan situs warisan budaya, resor pantai, wisata kuliner kaki lima yang semarak, hingga destinasi peristirahatan pegunungan yang menenangkan—dengan rasa aman dan nyaman sepenuhnya. Demikian disampaikan oleh otoritas Thailand dalam pernyataan resminya.

Pemerintah daerah bersama Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) juga disebut menjalin kerja sama erat dengan berbagai mitra di seluruh wilayah negara guna memastikan setiap wisatawan memperoleh pengalaman perjalanan yang lancar dan menyenangkan.

Di sisi lain, ketegangan yang sempat memanas di perbatasan Thailand dan Kamboja akhirnya mereda setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata segera dan tanpa syarat. Kesepakatan ini tercapai usai lima hari bentrokan bersenjata yang menyebabkan sedikitnya 36 korban jiwa dan memaksa lebih dari 200.000 warga mengungsi, demikian dilaporkan oleh Global Liputan6.com.

Gencatan senjata disepakati dalam pertemuan mediasi yang digelar di kediaman resmi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN. Gencatan tersebut dijadwalkan mulai berlaku pada Selasa tengah malam (29/7/2025), waktu setempat.


Gencatan Senjata Disepakati

Bangkok, Thailand. (Photo: Florian Wehde/Unsplash)

Kesepakatan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja dinilai sebagai langkah awal penting menuju perdamaian berkelanjutan di kawasan. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang memfasilitasi pertemuan mediasi, sebagaimana dilaporkan oleh Channel News Asia (CNA).

“Ini adalah langkah awal yang penting,” ujar Anwar, seraya menyebut kedua pemimpin—Perdana Menteri sementara Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet—telah menunjukkan komitmen untuk menurunkan ketegangan serta memulihkan perdamaian dan stabilitas keamanan di perbatasan kedua negara.

Baik Phumtham maupun Hun Manet menyampaikan apresiasi atas peran Anwar, serta ucapan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemerintah Tiongkok atas dukungan mereka dalam proses perundingan.

“(Tiongkok) selalu mendukung dan mendorong kedua pihak mencapai gencatan senjata, serta secara aktif berpartisipasi dalam mendukung pertemuan khusus ini,” ujar Hun Manet dalam konferensi pers bersama.

Ia menambahkan bahwa solusi yang diumumkan oleh Anwar akan menjadi landasan bagi kelanjutan dialog bilateral guna mengembalikan hubungan kedua negara ke arah normalisasi.

Sementara itu, Phumtham menegaskan bahwa kesepakatan ini mencerminkan komitmen Thailand untuk menyelesaikan konflik secara damai, tanpa mengabaikan kedaulatan dan keselamatan warganya. Ia juga menyatakan keyakinan bahwa implementasi gencatan senjata akan dijalankan dengan penuh ketulusan oleh kedua belah pihak.