Pariwisata

Pesawat American Airlines Putar Balik Gara-Gara Salah Paham Pesan Duka

25
×

Pesawat American Airlines Putar Balik Gara-Gara Salah Paham Pesan Duka

Share this article
Pesawat American Airlines Putar Balik Gara-Gara Salah Paham Pesan Duka
Ilustrasi suasana kabin pesawat yang penuh penumpang. (dok. Pexels/Dinny Mutiah)

NewsRepublik.com, Pariwisata – Sebuah penerbangan American Airlines dengan rute San Juan–Dallas terpaksa kembali ke bandara asal usai salah satu penumpangnya menerima pesan duka cita di ponsel. Insiden ini terjadi setelah seorang penumpang lain mengira pesan tersebut sebagai ancaman penerbangan.

Kejadian bermula saat salah satu penumpang menerima pesan bertuliskan “R.I.P.” (Rest in Peace), akronim umum yang menandakan ungkapan belasungkawa. Namun, penumpang di sebelahnya justru menganggap pesan itu sebagai potensi ancaman terhadap keselamatan penerbangan. Asumsi tersebut kemudian dilaporkan ke awak kabin dan memicu prosedur darurat.

Menurut keterangan dari Kantor Bahan Peledak dan Keamanan Publik Puerto Rico, kapten pesawat memutuskan untuk kembali ke Bandara Internasional Luis Muñoz Marín, San Juan, sekitar 30 menit setelah lepas landas.

“Penerbangan American Airlines 1847, dari San Juan (SJU) menuju Dallas Fort Worth (DFW), kembali ke SJU tak lama setelah keberangkatan karena dugaan masalah keamanan,” ujar juru bicara maskapai, seperti dikutip dari People, Jumat (4/7/2025).

Media lokal Primera Hora menjadi pihak pertama yang melaporkan insiden ini. Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan ancaman nyata dan seluruh penumpang dilaporkan dalam kondisi selamat.


Penumpang Penerima Pesan Duka Diinterogasi

Setelah pesawat American Airlines 1847 kembali mendarat di San Juan, pihak berwenang langsung melakukan pemeriksaan terhadap seluruh penumpang. Fokus utama ditujukan pada penumpang yang menerima pesan bertuliskan “R.I.P.” yang memicu kekhawatiran.

“Pesawat mendarat dengan selamat di SJU, dan penegak hukum telah memeriksa serta mengizinkan pesawat untuk kembali beroperasi. Keselamatan dan keamanan adalah prioritas utama kami, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” demikian pernyataan resmi American Airlines.

Wakil Direktur Keamanan Aerostar, Félix Alvarado, awalnya menilai pesan tersebut sebagai potensi ancaman. Namun setelah interogasi, penumpang bersangkutan memberikan bukti bahwa mereka baru saja kehilangan anggota keluarga sehari sebelumnya. Diketahui, mereka memutuskan pulang lebih awal dari liburan untuk menghadiri pemakaman.

“Itu adalah kekacauan yang ditangani sesuai protokol keselamatan. Tidak ada ancaman nyata terhadap penerbangan atau penumpang,” ujar Nelman Nevárez, Direktur Operasi Aerostar, seperti dikutip dari Primera Hora. Setelah situasi dinyatakan aman, pesawat yang mengangkut 193 penumpang tersebut dijadwalkan untuk lepas landas kembali pada pukul 10.00 waktu setempat.

Kasus pendaratan darurat bukan kali ini saja terjadi. Beberapa waktu lalu, insiden serupa terjadi di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatra Utara. Dalam sepekan, dua penerbangan harus mendarat darurat, termasuk pesawat milik Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SVA5688 yang terpaksa turun karena ancaman bom, Sabtu, 21 Juni 2025 lalu.

Meski kerap menimbulkan kepanikan, prosedur seperti ini menunjukkan bahwa protokol keamanan penerbangan global terus dijalankan dengan ketat demi keselamatan seluruh penumpang.


Sumber Ancaman Bom Diselidiki

Pesawat yang membawa 376 penumpang, terdiri atas rombongan jemaah haji asal Surabaya—196 laki‑laki dan 180 perempuan—serta 13 awak kabin, terpaksa mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, menyusul diterimanya laporan ancaman bom saat penerbangan dalam rute Jeddah–Jakarta.

Setibanya di landasan, prosedur evakuasi dijalankan dengan cepat dan tertib. Seluruh penumpang diarahkan turun dan dipindahkan ke area aman untuk memastikan keselamatan.

Pasca-pendaratan, tim penjinak bom (Jibom) Satuan Brimob Polda Sumut dikerahkan untuk melakukan penyisiran menyeluruh—mulai dari kabin hingga ruang bagasi pesawat. “Tim sudah melakukan pengecekan dan memastikan tidak ada benda mencurigakan yang membahayakan,” ungkap Kapolda Sumut.

Ancaman bom awalnya diterima otoritas penerbangan dalam bentuk email misterius yang dilaporkan saat pesawat tengah melintas di wilayah udara Indonesia. Demi keselamatan semua penumpang dan awak, pilot memilih mendarat di Kualanamu.

Hingga saat ini, situasi terpantau terkendali. Penumpang telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan prosedur keamanan sesuai standar penerbangan nasional, sementara aparat keamanan terus menyelidiki asal usul ancaman yang masuk.


BSSN: Ancaman Bom Mudah Dideteksi

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI (Purn.) Nugroho Sulistyo Budi, menyatakan bahwa ancaman bom terhadap maskapai Saudia Airlines pada pertengahan Juni 2025 sebenarnya tidak sulit untuk dilacak secara digital. Dalam pernyataannya di Yogyakarta, Senin (30/6/2025), ia menyebut bahwa pola komunikasi pelaku tidak menggunakan jaringan internet berbasis IP seperti biasanya.

“Ancaman itu tidak melalui jaringan IP, ya, tapi via by call. Jadi justru lebih mudah untuk dideteksi,” kata Nugroho, dikutip dari Antara.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa semua ancaman tetap ditindaklanjuti secara serius. Nugroho menyoroti bahwa dalam banyak kasus, ancaman yang diumumkan terlebih dahulu justru jarang benar-benar terjadi. Namun, karena dampaknya bisa luas dan menyangkut keselamatan publik serta stabilitas nasional, BSSN tetap bekerja sama dengan pihak keamanan lain untuk menangani setiap potensi gangguan.

“Kita tetap atasi, tetap waspada, karena kita menganut prinsip zero tolerance terhadap segala bentuk ancaman,” tegasnya.

Pernyataan ini memperkuat komitmen pemerintah dalam menjaga keamanan siber dan transportasi nasional, terutama dalam menghadapi potensi teror yang bisa mengguncang kepercayaan publik terhadap sektor penerbangan.