F&B

Mengapa Bakwan Jagung Tak Pernah Renyah? Ini Deretan Kesalahan Umum yang Sering Terjadi

54
×

Mengapa Bakwan Jagung Tak Pernah Renyah? Ini Deretan Kesalahan Umum yang Sering Terjadi

Share this article
Mengapa Bakwan Jagung Tak Pernah Renyah? Ini Deretan Kesalahan Umum yang Sering Terjadi
Resep Bakwan Jagung (Ilustrasi AI)

NewsRepublik.com, F&BBakwan jagung merupakan salah satu camilan favorit yang digemari oleh berbagai kalangan di Indonesia. Meski demikian, tak sedikit yang merasa kecewa karena hasil akhir sajian ini kerap kali tidak sesuai harapan—bakwan terasa lembek dan kehilangan tekstur renyah yang seharusnya menjadi daya tarik utama.

Kerenyahan pada bakwan jagung menjadi elemen penting dalam menciptakan pengalaman kuliner yang nikmat. Namun, terdapat sejumlah kesalahan umum yang kerap luput dari perhatian saat proses pembuatannya, sehingga tekstur ideal sulit diperoleh.

Sebagian orang beranggapan bahwa kunci mendapatkan bakwan yang renyah semata-mata terletak pada penggunaan minyak goreng yang panas. Padahal, kualitas hasil akhir juga sangat dipengaruhi oleh tahap persiapan bahan dan komposisi adonan.

Kesalahan kecil seperti jenis tepung yang digunakan, proporsi air yang tidak tepat, hingga teknik menggoreng yang kurang sesuai, bisa berujung pada tekstur bakwan yang mudah lembek atau kehilangan kerenyahan setelah tidak lagi hangat.

Berikut ini, dirangkum dari berbagai sumber, sejumlah kesalahan yang kerap terjadi saat membuat bakwan jagung, beserta cara untuk menghindarinya.


1. Kesalahan dalam Pemilihan Jenis Tepung

Ilustrasi tepung terigu/credit: Freepik.com

Tepung merupakan komponen utama yang memengaruhi tekstur akhir bakwan jagung. Banyak orang cenderung hanya menggunakan tepung terigu sebagai bahan dasar. Padahal, penggunaan tepung terigu secara tunggal justru berisiko menghasilkan bakwan yang mudah lembek dan menyerap minyak secara berlebihan. Kandungan gluten dalam tepung terigu dapat membuat tekstur adonan menjadi lebih padat dan berat apabila tidak dikombinasikan dengan bahan pelengkap lainnya.

Untuk memperoleh hasil yang renyah, disarankan mencampurkan tepung terigu dengan tepung beras serta tepung tapioka atau tepung ketan. Kedua jenis tepung terakhir tidak mengandung gluten, sehingga mampu memberikan hasil akhir yang lebih garing serta menghasilkan lapisan luar yang lebih crispy saat digoreng. Kombinasi tersebut juga membantu mempertahankan kerenyahan meski bakwan telah didiamkan dalam suhu ruang.

Selain memilih jenis tepung yang tepat, proporsi campuran juga menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Salah satu perbandingan yang umum direkomendasikan adalah tepung terigu dan tepung beras dalam rasio 4:1, guna menghasilkan tekstur yang seimbang—tidak terlalu keras namun tetap renyah. Kesalahan dalam memilih jenis atau takaran tepung berpotensi menyebabkan bakwan menjadi terlalu rapuh atau sebaliknya, terlalu lembek.


2. Rasio Bahan Kering yang Tidak Seimbang

Keseimbangan bahan kering seperti tepung terigu, tepung beras, dan tepung tapioka sangat memengaruhi tekstur akhir dari bakwan jagung. Komposisi yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari tekstur yang keras hingga bakwan yang mudah hancur saat digoreng.

Apabila kandungan tepung terigu terlalu dominan, hasilnya cenderung padat dan keras akibat tingginya kadar gluten yang menumpuk. Sebaliknya, jika proporsi tepung beras terlalu tinggi, bakwan bisa menjadi terlalu rapuh dan mudah hancur saat dimasak.

Oleh karena itu, keseimbangan dalam penggunaan bahan kering menjadi hal yang krusial. Komposisi ideal biasanya mencakup sekitar 20–25% tepung beras dari total campuran tepung. Perbandingan ini dinilai efektif untuk menghasilkan bakwan dengan lapisan luar yang renyah, namun tetap lembut di bagian dalam.

Selain jenis dan jumlah tepung, bahan kering lain seperti garam dan baking powder juga berperan penting. Penggunaan baking powder dalam jumlah kecil dapat membantu bakwan mengembang secara merata, menciptakan tekstur yang ringan dan tidak terlalu padat, sekaligus menjaga agar tidak mudah hancur saat digoreng.


3. Penambahan Air yang Berlebihan

Adonan Bakwan Bayam / Instagram @ideresepkuliner

Air memegang peranan penting dalam proses pembuatan adonan bakwan jagung, terutama sebagai pengikat bahan agar adonan dapat dicetak dengan baik. Namun, kesalahan yang kerap terjadi adalah penggunaan air dalam jumlah berlebihan, yang justru membuat adonan menjadi terlalu encer dan sulit matang secara sempurna saat digoreng.

Kondisi ini menyebabkan bakwan menjadi lembek dan menyerap minyak dalam jumlah besar, sehingga menghasilkan tekstur yang berminyak dan kurang nikmat saat disantap.

Idealnya, air ditambahkan secara bertahap hingga diperoleh kekentalan adonan yang seimbang—tidak terlalu cair, namun juga tidak terlalu kental. Penggunaan air dingin atau air es lebih disarankan karena dapat memperlambat pembentukan gluten, sehingga menghasilkan tekstur adonan yang lebih ringan dan renyah saat digoreng.

Adonan yang terlalu cair cenderung sulit mempertahankan bentuk saat digoreng, menyebabkan bakwan mudah hancur dan tidak terbentuk sempurna. Sebaliknya, kekurangan air dapat mengakibatkan tekstur bakwan menjadi keras dan sulit mengembang dengan baik di dalam minyak panas.


4. Penggunaan Telur Utuh yang Kurang Tepat

Ilustrasi Telur Ayam (Photo by jcomp on Freepik)

Telur berperan sebagai bahan pengikat dalam adonan bakwan jagung. Namun, kandungan kuning telur yang tinggi mengandung lemak yang berpotensi membuat tekstur bakwan cepat kehilangan kerenyahan dan menjadi lembek setelah digoreng.

Oleh karena itu, penggunaan hanya putih telur lebih dianjurkan untuk memperoleh kerenyahan ekstra. Putih telur kaya akan protein yang membantu adonan merekat dengan baik sekaligus menciptakan tekstur yang kering dan renyah.

Dengan menggunakan putih telur, bakwan dapat tampil lebih ringan dan crispy tanpa risiko cepat lembek atau menyerap minyak berlebihan.

Selain jenis telur, jumlah penggunaan juga perlu diperhatikan agar adonan tidak menjadi terlalu padat. Jika terlalu banyak telur, tekstur bakwan bisa menjadi keras, sementara jika terlalu sedikit, adonan tidak akan merekat sempurna sehingga mudah hancur saat digoreng.


5. Teknik Penggorengan yang Kurang Tepat

memasukan adonan ke wajan dengan minyak panas/copyright freepik.com/pvproductions

Penggorengan bakwan jagung sebaiknya dilakukan menggunakan minyak panas dengan suhu yang stabil, umumnya berkisar antara 170 hingga 180°C. Minyak yang suhunya kurang panas menyebabkan bakwan menyerap minyak secara berlebihan, sehingga teksturnya menjadi lembek dan berminyak. Sebaliknya, minyak yang terlalu panas dapat membuat bagian luar bakwan cepat gosong, sementara bagian dalamnya belum matang sempurna.

Selain suhu, jumlah minyak yang digunakan juga memengaruhi hasil akhir. Metode deep frying dengan minyak dalam jumlah yang cukup memastikan bakwan matang secara merata dan menghasilkan kerenyahan optimal. Apabila minyak terlalu sedikit atau penggorengan dilakukan dengan jumlah bakwan yang terlalu banyak sekaligus, suhu minyak akan turun drastis dan kerenyahan bakwan pun tidak maksimal.

Pengadukan adonan yang terlalu kuat saat memasukkan ke dalam minyak juga berisiko merusak struktur gluten dalam adonan, sehingga tekstur bakwan menjadi bantet dan kurang renyah. Oleh karena itu, penggunaan sendok atau alat penggoreng yang tepat serta menjaga suhu minyak tetap stabil merupakan faktor penting agar bakwan matang sempurna dengan tekstur yang renyah dan garing.


6. Pengadukan Adonan yang Berlebihan

Pengadukan adonan bakwan jagung secara berlebihan dan terlalu kuat dapat mengaktifkan gluten dalam tepung terigu secara berlebihan, sehingga menghasilkan tekstur bakwan yang kenyal dan bantet, bukan renyah.

Idealnya, adonan cukup diaduk hingga semua bahan tercampur rata tanpa meninggalkan gumpalan. Pengadukan yang terlalu lama membuat adonan menjadi sangat elastis, sehingga saat digoreng, bakwan sulit matang sempurna di bagian dalam dan teksturnya kurang renyah.

Teknik terbaik adalah mengaduk adonan dengan gerakan perlahan dari bawah menggunakan spatula. Selain itu, membiarkan adonan beristirahat sejenak sebelum digoreng dapat mengurangi perkembangan gluten yang berlebihan, membantu menciptakan tekstur bakwan yang ringan dan renyah saat matang.


7. Tidak Menggunakan Bahan Tambahan seperti Baking Powder

Ilustrasi bakwan renyah. (Foto: Cookpad/@susan_mellyani)

Baking powder berperan sebagai bahan pengembang ringan yang sangat membantu proses pengembangan adonan bakwan saat digoreng. Dengan penambahan baking powder, tekstur bakwan menjadi lebih ringan dan renyah. Sebaliknya, tanpa penggunaan baking powder, bakwan cenderung memiliki tekstur yang padat dan berat.

Penggunaan baking powder dalam takaran kecil, sekitar 1/4 sendok teh, sudah cukup memberikan efek mengembang yang optimal. Penting untuk mengaduk baking powder bersama bahan kering lainnya agar tercampur merata dan mencegah timbulnya rasa asam pada bakwan.

Selain baking powder, bahan tambahan lain seperti tepung tapioka juga berperan menjaga kerenyahan bakwan, sekaligus memberikan tekstur renyah yang tahan lama meskipun sudah dingin.