Berita

Menteri LH Hanif Faisol Akui Kesulitan Atasi Persoalan Sungai di Jabodetabek

6
×

Menteri LH Hanif Faisol Akui Kesulitan Atasi Persoalan Sungai di Jabodetabek

Share this article
Menteri LH Hanif Faisol Akui Kesulitan Atasi Persoalan Sungai di Jabodetabek
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat menyambangi Situ Jatijajar, Depok.

NewsRepublik.com, Berita – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq meninjau Situ Jatijajar, Depok, Jawa Barat, yang menjadi salah satu hulu Sungai Cipinang. Dalam kunjungannya, Hanif mengungkapkan kebingungan dalam menangani persoalan sungai di kawasan Jabodetabek, khususnya Sungai Ciliwung dan Cipinang yang dipenuhi limbah serta sampah.

“Ibaratnya kita jadi bingung sebagai Menteri sama kerjaan saya, ini yang mau ditangani dulu mana, tangkap kiri lepas kanan, tangkap kanan lepas kiri, tutup atas bocor di bawah, bener-bener kita bingung ini apa yang harus kita lakukan pertama,” ujar Hanif, Jumat (3/10/2025).

Hanif menjelaskan, Sungai Ciliwung membentang sepanjang 118 kilometer, mengalir dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, hingga Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Kondisi sungai ini disebut sudah tercemar sejak bagian hulu.

“Di Hulu itu tinggal 1,5 juta orang. Jadi di puncak itu, itu yang harusnya menjadi tangkapan air bagi Kota Depok dan Jakarta, ini penduduknya jumlahnya 1,5 juta jiwa,” kata Hanif.

Ia menambahkan, segmen Sungai Ciliwung di Kota Bogor dihuni sekitar 500 ribu penduduk, kemudian 500 ribu lainnya di segmen berikutnya, serta sekitar satu juta jiwa di wilayah Jakarta. Secara keseluruhan, ada sekitar 3,5 juta orang yang bermukim di sepanjang aliran sungai tersebut.

“Namun demikian sungainya sungguh sangat berbahaya. Jadi sungai ini (Ciliwung) karakternya seperti corong, jadi melebar di bagian atas di hulu, kemudian menyempit di bagian tengah sampai ke hilir,” jelasnya.

Hanif juga menyoroti kondisi tutupan pohon di sekitar Ciliwung. Menurut dia, sebelumnya kawasan ini memiliki sekitar 15 ribu hektare pepohonan, tetapi kini hanya tersisa sekitar 6 ribu hektare.

“Sehingga begitu hujan turun sedikit saja dipastikan Ciliwung banjir,” pungkasnya.


KLHK Peringatkan Potensi Bencana

Menteri Lingkungan Hidup (MenLH) Hanif Faisol Nurofiq di Rapat Koordinasi Teknis Pengembangan SDM LH, 15 April 2025. (dok. tangkapan layar YouTube KLH-BPLH)

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan berkurangnya tutupan pohon di sepanjang aliran Sungai Ciliwung berpotensi menimbulkan bencana banjir setiap kali hujan turun. Kondisi tersebut, menurutnya, menjadi perhatian serius kementerian.

“Jadi setiap hujan sedikit selalu bencana kematian untuk Ciliwung. Sehingga tentu kita wajib kemudian melakukan langkah-langkah yang serius untuk itu,” ujar Hanif.

Hanif meminta pemerintah daerah yang wilayahnya dilalui Sungai Ciliwung untuk bersama-sama melakukan penataan dan perbaikan. Ia menilai tanpa langkah konkret, risiko bencana akan terus mengancam masyarakat di sekitar aliran sungai.

Selain Ciliwung, Hanif juga menyoroti Sungai Cipinang yang melintasi Depok hingga Jakarta, termasuk melewati kantor KLHK. Kondisinya, kata dia, tidak jauh berbeda dengan Ciliwung.

“Nah yang ini adalah sungai Cipinang, jadi sungai Cipinang ini ternyata hulunya Situ Jatijajar. Saya coba terus-terus lagi ada nggak hulunya lagi ternyata mentok disini (Situ Jatijajar), sehingga ini menjadi perhatian serius untuk Menteri Lingkungan Hidup,” ucapnya.

Lebih lanjut, Hanif menjelaskan Sungai Cipinang berada di antara Sungai Cileungsi dan Cikeas yang membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi. Namun, hasil pengamatan KLHK menunjukkan kondisi Cipinang juga mengalami pencemaran berat, serupa dengan Ciliwung.

“Sungai Jakarta yang jumlahnya 13 itu, semuanya tercemar sedang sampai berat. Tidak ada satupun sungai yang bisa kita gunakan untuk menunjang kehidupan kita, tidak satu pun,” tegas Hanif.


KLHK Temukan Limbah Domestik

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat menyambangi Situ Jatijajar, Depok.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan temuan pencemaran serius di aliran Sungai Cipinang. Menurut dia, banyak hotel masih memanfaatkan air tanah, yang dikhawatirkan mempercepat penurunan muka tanah.

“Teman-teman geologi pasti paham, air tanah ini barang yang tidak bisa kembali lagi dalam waktu segera, sehingga begitu kita sedot semua, maka tanahnya turun,” ujar Hanif.

Ia menambahkan, kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim juga memperbesar risiko bencana, karena bersamaan dengan penurunan muka tanah dapat memicu dampak ganda. Untuk itu, KLHK mendorong pemerintah daerah meningkatkan penanganan sungai, terutama Ciliwung dan Cipinang.

“Cipinang ini sungainya kecil, hanya 39 kilometer dari Situ Jatijajar sampai ketemu ke laut Jawa, namun posisinya sama-sama tercemar berat dan menjadi tempat sampah terpanjang,” jelas Hanif.

KLHK mencatat, aliran Sungai Cipinang dipenuhi limbah domestik, mulai dari air selokan, buangan kamar mandi, hingga sisa cucian dapur. Kondisi ini diperparah dengan volume sampah yang terus menumpuk.

“Kemudian diperparah dengan sampah yang tidak berkesudahan,” ucap Hanif.

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas peduli sungai, hingga masyarakat di bantaran Cipinang untuk memperbaiki kondisi sungai yang kian kritis.

“Masa orang sekampungan ini jaga sungai yang kecil ini kita tidak mampu, bagaimana kita menjaga Indonesia, ini tantangan kita bersama, tantangan saya sebagai Menteri,” pungkasnya.