Berita

APSIFOR Beberkan Profil Psikologis Diplomat Kemlu yang Tewas: Dikenal Positif dan Pekerja Keras

67
×

APSIFOR Beberkan Profil Psikologis Diplomat Kemlu yang Tewas: Dikenal Positif dan Pekerja Keras

Share this article
APSIFOR Beberkan Profil Psikologis Diplomat Kemlu yang Tewas: Dikenal Positif dan Pekerja Keras
Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan ucapan dukacita atas meninggalnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri. (@ganjarpranowo)

NewsRepublik.com, Berita – Pihak kepolisian bersama sejumlah instansi terkait terus mendalami penyebab kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Diplomat Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP), yang meninggal pada usia 39 tahun.

Salah satu lembaga yang dilibatkan adalah Asosiasi Psikologi Forensik Himpunan Psikologi Indonesia (Apsifor Himpsi). Dalam keterangan pers, Ketua Umum Apsifor Himpsi Nathanael E.J. Sumampouw menegaskan pentingnya empati serta keamanan psikologis dalam memahami perjalanan hidup seseorang, termasuk mereka yang telah meninggal dunia.

“Proses ini dilakukan secara cermat, dengan menjunjung tinggi etika dan pendekatan psikologis lintas aspek kehidupan individu,” ujar Nathanael dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025).

Berdasarkan kajian psikologis yang dilakukan, Nathanael menyebutkan bahwa almarhum Arya Daru dikenal sebagai pribadi dengan karakter positif.

“Yang bersangkutan dikenal sebagai sosok pekerja keras, dapat diandalkan, dan memiliki relasi yang baik dengan lingkungan sekitarnya,” jelasnya.

Nathanael menambahkan, Arya Daru juga dikenal mampu menampilkan citra diri yang positif dalam keseharian.

“Almarhum memiliki kecenderungan kesulitan dalam mengekspresikan emosi negatif, khususnya saat berada dalam tekanan. Ia cenderung menetralisasi emosi yang dirasakan dan berupaya menjaga tampilan diri di hadapan orang lain,” tuturnya.


Arya Daru Sempat Akses Layanan Kesehatan Mental

Kompolnas mendatangi kamar kos tempat tewasnya diplomat muda Kemlu, ADP (39), di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).

Ketua Umum Apsifor Himpsi, Nathanael E.J. Sumampouw, mengungkap bahwa almarhum Arya Daru Pangayunan sempat berupaya mengakses layanan kesehatan mental secara daring.

“Berdasarkan data transaksi digital, kami mencatat adanya upaya akses layanan pada sekitar tahun 2021,” ungkap Nathanael, Selasa (29/7/2025).

Lebih lanjut, Nathanael menekankan pentingnya memahami konteks kehidupan almarhum, terutama di masa akhir pengabdiannya sebagai diplomat. Ia menyebut Arya Daru tengah menjalankan tugas mulia dalam perlindungan terhadap warga negara Indonesia di luar negeri.

“Beliau menjalankan peran sebagai pelindung dan penyelamat WNI dalam situasi krisis. Tugas tersebut dijalankan secara profesional sekaligus pragmatis, mencerminkan kehadiran negara bagi warganya di luar negeri,” ujarnya.

Namun demikian, Nathanael menilai almarhum menghadapi dinamika kompleks dalam kepribadian yang berkontribusi pada kesulitan mengelola tekanan psikologis.

“Dalam menghadapi tekanan tersebut, almarhum mengalami hambatan dalam mengakses dukungan profesional dan memahami cara penanganan atas beban psikologis yang dialaminya,” terang Nathanael.

Ia menyebut dinamika tersebut turut memengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kematian Arya Daru.


Ungkap Sidik Jari Tunggal di Lakban yang Lilit Kepala Diplomat Kemlu

Indekos Diplomat Muda Kemlu Tewas Terlilit Lakban.

Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia mengungkap fakta baru dalam kasus kematian Arya Daru Pangayunan (39), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), yang ditemukan meninggal dunia di kamar indekosnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/7/2025).

Dalam konferensi pers, Selasa (29/7/2025), anggota Tim Pusident Bareskrim Polri, Aipda Sigit Kusdiyanto, menyampaikan bahwa hasil identifikasi menunjukkan hanya terdapat sidik jari milik Arya Daru pada lakban yang ditemukan melilit kepala korban.

“Sidik jari yang berhasil teridentifikasi di lakban tersebut adalah milik ADP,” ujar Sigit.

Ia menjelaskan, dari lakban yang diamankan sebagai barang bukti, awalnya ditemukan beberapa jejak sidik jari. Namun setelah dilakukan analisis forensik, hanya satu sidik jari yang terbaca dan sesuai dengan milik Arya Daru.

“Pemeriksaan dilakukan berdasarkan metode ilmiah, dengan minimal 12 karakteristik yang cocok,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, menyampaikan bahwa penyidik telah memeriksa sebanyak 24 orang saksi dan mengamankan 103 barang bukti dalam penyelidikan kasus ini.

“Barang bukti tersebut kami peroleh dari tiga klaster: tempat kerja korban, lingkungan keluarga dan saksi, serta lokasi indekos,” ungkap Wira.