Internasional

Elon Musk Terancam di Deportasi Oleh Trump, Ini Penyebabnya

25
×

Elon Musk Terancam di Deportasi Oleh Trump, Ini Penyebabnya

Share this article
Elon Musk Terancam di Deportasi Oleh Trump, Ini Penyebabnya
Presiden Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk saat duduk di dalam kendaraan Tesla Model S berwarna merah di Halaman Selatan Gedung Putih, Selasa, (11/3/2025). (Dok. Pool via AP)

NewsRepublik.com, Internasional – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Selasa (1/7/2025) mengancam akan mempertimbangkan langkah deportasi terhadap miliarder Elon Musk. Ancaman ini muncul setelah Musk, yang lahir di Afrika Selatan, mengkritik rancangan undang-undang (RUU) andalan pemerintahan Trump terkait anggaran belanja negara.

Trump juga menyebut bahwa Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), yang sebelumnya dipimpin Musk hingga akhir Mei lalu, mungkin akan diminta untuk menyelidiki subsidi pemerintah yang diterima oleh pendiri Tesla dan SpaceX tersebut.

“Saya belum tahu pasti, kita harus lihat dulu,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih saat ditanya soal kemungkinan deportasi Musk, seperti dilansir CNA.

“Kita mungkin harus menugaskan DOGE untuk menangani Elon. Kalian tahu apa itu DOGE? DOGE adalah monster yang mungkin harus kembali dan ‘memakan’ Elon,” ujarnya.

Trump menegaskan kembali ancamannya, mengungkapkan bahwa Musk menyerang RUU yang disebutnya “One Big Beautiful Bill” karena kecewa atas dihapusnya sejumlah ketentuan yang mendukung kendaraan listrik (EV).

“Dia kehilangan mandat EV-nya dan sangat kesal dengan berbagai hal. Tapi kalian tahu, Elon bisa kehilangan jauh lebih banyak dari itu. Saya bisa katakan sekarang, dia bisa kehilangan jauh lebih banyak,” tegas Trump.


Kisruh antara Donald Trump dan Elon Musk Memanas

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan komentar pedas terhadap Elon Musk melalui media sosial Truth Social, Senin (30/6) malam. Trump menyatakan, “Tanpa subsidi, Elon mungkin harus menutup usahanya dan pulang kampung ke Afrika Selatan.”

Elon Musk, yang dikenal sebagai orang terkaya di dunia, merupakan donor terbesar Trump dalam Pilpres AS 2024 dan sempat kerap tampil mendampinginya. Namun, hubungan keduanya memburuk secara terbuka menyusul kritik Musk terhadap rancangan undang-undang (RUU) yang tengah digodok.

Musk menuding Partai Republik telah meninggalkan upaya untuk menjadikan AS sebagai pelopor dalam revolusi kendaraan listrik dan energi bersih. Dia juga menyerukan pembentukan partai politik baru bernama “Partai Amerika” jika RUU “One Big Beautiful Bill” tersebut disahkan.