Berita

Ibas Yudhoyono: Ronthek Pacitan Harus Jadi Simbol Budaya, Wisata, dan Ekonomi Kreatif Nasional

27
×

Ibas Yudhoyono: Ronthek Pacitan Harus Jadi Simbol Budaya, Wisata, dan Ekonomi Kreatif Nasional

Share this article
Ibas Yudhoyono: Ronthek Pacitan Harus Jadi Simbol Budaya, Wisata, dan Ekonomi Kreatif Nasional
Festival Ronthek Pacitan 2025

NewsRepublik.com, Berita – Festival Ronthek Pacitan 2025 berhasil menarik ribuan penonton dari berbagai daerah, baik warga lokal maupun wisatawan. Digelar pada 4–6 Juli 2025, festival ini kembali masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN), menjadikan Pacitan sebagai daerah yang konsisten mendapat sorotan nasional selama tiga tahun berturut-turut.

Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, hadir langsung untuk membuka Festival Ronthek Pacitan 2025. Kegiatan ini merupakan perayaan seni dan budaya yang telah melekat kuat dalam identitas masyarakat Pacitan.

Ibas, sapaan akrab Edhie Baskoro, menegaskan pentingnya pengembangan seni ronthek sebagai warisan budaya sekaligus penggerak ekonomi kreatif. Ia menyebut ronthek bukan sekadar kebanggaan lokal, tetapi juga berpotensi besar menjadi kekuatan wisata budaya yang berkelanjutan.

“Malam ini kita menyaksikan cahaya ronthek yang, Insyaallah, tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga terus lestari dan berkembang,” ujar Ibas di Alun-Alun Pacitan, Sabtu (5/7/2025), didampingi sang istri, Aliya Rajasa Yudhoyono.

Dalam sambutannya, anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII ini mengenang kembali momen ronthek akbar yang pernah digelar di Stadion Pacitan pada 2018. Menurutnya, festival tersebut telah memberi kesan mendalam, tidak hanya bagi Kabupaten Pacitan, tetapi juga masyarakat Indonesia secara luas.

“Saya masih ingat betul pada 2018 lalu, kami menggelar ronthek akbar di stadion. Saat itu, dampaknya begitu terasa hingga ke tingkat nasional. Hari ini, kita kembali merayakannya sebagai festival berkelanjutan,” katanya.

Ibas juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Pacitan yang terus konsisten menjadikan ronthek sebagai ikon budaya daerah. Ia menilai, festival ini tidak hanya menjadi ajang pertunjukan seni, tetapi juga ruang spiritual yang melahirkan generasi kreatif dan berjiwa bahagia.

“Terima kasih kepada Kabupaten Pacitan yang terus memajukan ronthek sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya daerah,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ibas menyebut bahwa seni ronthek mampu membentuk pribadi yang tenang, kreatif, dan penuh rasa syukur.

“Kita tidak hanya menikmati cahaya dari seni musik ronthek yang menyala dari setiap sudut Pacitan. Lebih dari itu, kita ingin melahirkan jiwa-jiwa yang kreatif, berbudaya, dan bahagia, tumbuh dari bumi Pacitan yang diberkahi,” pungkasnya.


Makna Tema “Pacitan Sumandhang Nugraha”

Festival Ronthek Pacitan 2025 mengusung tema “Pacitan Sumandhang Nugraha” yang secara harfiah berarti sikap rendah hati yang mampu mengangkat anugerah kehidupan. Menurut Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, tema ini sarat makna dan menjadi panggilan moral untuk terus mengembangkan sektor pariwisata dan budaya di Indonesia, khususnya di Pacitan.

“Sumandhang Nugraha adalah sikap rendah hati yang kita tampilkan di hadapan publik, yang sekaligus menjadi simbol bahwa kita bisa memanggul dan mengangkat anugerah kehidupan ini,” ujar Ibas — sapaan akrab Edhie Baskoro — dalam sambutannya.

Politikus Partai Demokrat itu menilai, tema tersebut juga menjadi dorongan agar Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto semakin maju dalam sektor pariwisata dan kebudayaan. Ia menyebut Festival Ronthek memiliki peran strategis dalam membangun karakter bangsa serta membuka potensi ekonomi kreatif yang bersumber dari kekayaan budaya daerah.

“Tak bisa kita lupakan bahwa di sinilah akar dari setiap lompatan kemajuan. Warisan budaya adalah fondasi masa depan,” tuturnya. “Di Pacitan, kita merayakan peninggalan para leluhur, masyarakat, serta pemimpin terdahulu. Ronthek harus kita jaga sebagai kegiatan seni budaya jangka panjang.”

Sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Ibas juga menyoroti kekayaan alam dan budaya Pacitan yang dikenal dengan julukan 70 Miles of Paradise. Menurutnya, festival ini tidak hanya menyuguhkan keindahan panorama, tetapi juga menghadirkan musikalitas dan seni pertunjukan yang khas.

“Di tanah 70 Miles of Paradise, kita tidak hanya melihat gunung dan laut. Tapi juga bisa menikmati seni tari dan musik yang terus bisa kita berdayakan, kita tingkatkan, dan kita kembangkan dari waktu ke waktu,” pungkasnya.


Ibas Ajak Jaga Ronthek Pacitan

Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus melestarikan seni budaya ronthek sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas Pacitan. Ia berharap Pacitan dapat menjadi daerah yang ramah tidak hanya bagi warganya, tetapi juga bagi siapa pun yang datang untuk berkunjung, belajar, hingga berguru.

“Pacitan harus menjadi tempat yang terbuka, ramah, dan siap menyambut siapa pun yang datang dengan niat baik,” ujarnya saat menutup sambutan di malam pembukaan Festival Ronthek Pacitan 2025.

Ibas menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan ronthek agar tidak hilang ditelan zaman. Menurutnya, seni budaya ini bukan hanya simbol tradisi, tapi juga sumber kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat.

“Mari kita jaga cahaya ini agar terus menyala. Mari kita rawat seni budaya ronthek Pacitan agar tidak pernah padam oleh zaman,” katanya penuh semangat.

Ia juga menyampaikan harapan agar seluruh pengunjung dan warga yang hadir dapat merasakan manfaat dari festival ini, baik secara spiritual maupun sosial.

“Semoga Bapak Ibu yang hadir di sini mendapatkan kesehatan, kebahagiaan, perlindungan, dan kesejahteraan. Dan semoga kehadiran masyarakat terus meningkat setiap tahunnya,” ucap Ibas.

Acara pembukaan Festival Ronthek Pacitan 2025 juga dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, antara lain Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Rizki Natakusumah, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho, serta Bupati Kepulauan Anambas Aneng.