NewsRepublik.com, Pariwisata – Kejadian kebakaran di kabin pesawat yang diduga disebabkan oleh power bank kembali terjadi. Insiden tersebut menimpa penerbangan Virgin Australia dengan rute Sydney–Hobart pada awal pekan ini.
Dilaporkan oleh The Guardian, Jumat, 25 Juli 2025, penerbangan bernomor VA1528 tengah dalam proses pendaratan di Bandara Hobart pada Senin, 21 Juli 2025, ketika asap muncul dari salah satu bagasi kabin, demikian disampaikan juru bicara maskapai.
Rekaman video yang dipublikasikan oleh Pulse Tasmania memperlihatkan seorang awak kabin tengah menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) untuk menangani tas jinjing yang mengeluarkan asap. Beberapa penumpang turut membantu dengan menyiramkan air dari botol minum ke arah sumber asap.
Juru bicara Virgin Australia menegaskan bahwa kebakaran berhasil dikendalikan sebelum pesawat menyentuh landasan. Setelah pendaratan, petugas pemadam kebakaran dari Airservices Australia segera mengevakuasi tas tersebut dari kabin.
“Keselamatan merupakan prioritas utama kami,” ujar perwakilan maskapai. “Kami menyampaikan apresiasi atas respons cepat dan profesional dari awak pesawat serta dukungan dari tim pemadam kebakaran.”
Masih Dalam Penyelidikan

Beruntung, tidak ada korban luka dalam insiden tersebut. Kepala Operasional Bandara Hobart, Matt Cocker, menyampaikan bahwa seluruh penumpang dievakuasi dengan selamat, meskipun satu orang sempat diperiksa oleh paramedis karena diduga terpapar asap.
Maskapai Virgin Australia kini tengah melakukan investigasi bersama sejumlah otoritas terkait, termasuk Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) dan Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (Casa). Sebagai informasi, baterai litium cadangan, termasuk power bank, hanya diizinkan dibawa dalam kabin pesawat karena potensi risiko kebakaran yang tinggi.
Pihak Virgin menyebutkan bahwa hasil investigasi dapat berujung pada penyesuaian kebijakan perusahaan, guna memastikan standar keselamatan tertinggi bagi penumpang maupun kru.
Menurut Casa, rata-rata penumpang asal Australia bepergian dengan sedikitnya empat perangkat berbaterai isi ulang. Lembaga tersebut telah berulang kali mengimbau agar perangkat tersebut dikemas secara aman. Sementara laptop dan kamera diperbolehkan masuk bagasi tercatat jika dalam kondisi mati total, baterai cadangan dan power bank wajib disimpan di dalam kabin, tegas Casa.
Pembatasan Power Bank Diperketat

Sejumlah maskapai mulai memperketat kebijakan penggunaan power bank di dalam kabin menyusul serangkaian insiden kebakaran yang terjadi dalam enam bulan terakhir. Thai Airways, misalnya, resmi melarang penggunaan power bank selama penerbangan terhitung sejak 15 Maret 2025. Kebijakan ini diumumkan melalui laporan Straits Times yang dikutip VN Express, Selasa, 12 Maret 2025.
Meski demikian, penumpang Thai Airways masih diperbolehkan membawa power bank dalam tas tangan, selama kapasitasnya sesuai dengan batas yang ditetapkan Otoritas Penerbangan Sipil Thailand.
Langkah serupa diambil AirAsia. Maskapai berbiaya rendah ini melarang pengisian daya perangkat menggunakan power bank selama penerbangan, demi memenuhi standar keselamatan dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).
Peningkatan kasus thermal runaway—kondisi saat baterai memanas dan berpotensi meledak—menjadi perhatian serius bagi industri penerbangan Asia. Mengutip India Times, pesawat Airbus A321 milik Air Busan dilaporkan mengalami insiden thermal runaway di Bandara Internasional Gimhae, Busan, pada 28 Januari 2025. Kobaran api terjadi saat pesawat masih berada di landasan pacu.
Larangan Power Bank di Pesawat Kian Meluas

Kerusakan parah akibat insiden kebakaran di pesawat membuat unit Airbus A321 milik Air Busan dinyatakan tak lagi layak diperbaiki. Otoritas terkait menduga kebakaran bermula dari bagasi kabin yang menyimpan power bank portabel, meski penyebab pastinya masih dalam penyelidikan.
Seiring meningkatnya kasus serupa, sejumlah maskapai, khususnya di Asia, mulai memperketat aturan penggunaan perangkat bertenaga baterai, termasuk power bank. Aturan federal umumnya mengizinkan perangkat ini dibawa dalam tas kabin, namun melarang penggunaannya selama penerbangan, termasuk untuk pengisian daya.
Kebijakan serupa kini juga diberlakukan sejumlah maskapai Eropa. Pembatasan terhadap penggunaan power bank diyakini akan semakin meluas, seiring meningkatnya fasilitas port pengisian daya bawaan pesawat.
Dalam kondisi ini, pemahaman penumpang terhadap kebijakan maskapai menjadi hal krusial. Memanfaatkan port pengisian bawaan di kursi, atau memastikan perangkat telah terisi penuh sebelum terbang, merupakan langkah terbaik untuk mencegah kendala teknis di udara.












