Internasional

Iran Diterpa Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Capai 50 Derajat Celcius

69
×

Iran Diterpa Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Capai 50 Derajat Celcius

Share this article
Iran Diterpa Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Capai 50 Derajat Celcius
Ilustrasi pemandangan Matahari. (Pexels.com)

NewsRepublik.com, Internasional – Iran tengah menghadapi gelombang panas ekstrem yang memicu krisis kekeringan semakin parah. Pemerintah setempat mengimbau warga untuk membatasi penggunaan air demi menjaga pasokan di tengah suhu yang melonjak tajam.

Badan Meteorologi Nasional Iran melaporkan bahwa pekan ini menjadi periode terpanas sepanjang tahun, dengan suhu di sejumlah wilayah menembus angka 50 derajat Celsius. Di Ibu Kota Teheran, suhu tercatat mencapai 40 derajat pada Minggu dan diperkirakan naik menjadi 41 derajat pada Senin.

Juru Bicara Pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, mengumumkan melalui platform X (sebelumnya Twitter), bahwa Rabu akan ditetapkan sebagai hari libur umum di Provinsi Teheran akibat kondisi cuaca ekstrem tersebut.

“Mengingat suhu ekstrem dan pentingnya penghematan air serta listrik, Rabu dinyatakan sebagai hari libur di Provinsi Teheran,” tulisnya, dikutip dari Al Jazeera, Senin (21/7/2025).

Kekeringan Memburuk, Iran Dihadapkan pada Krisis Air Berkepanjangan

Iran terus dilanda krisis air yang kian mengkhawatirkan, terutama di wilayah selatan yang secara geografis cenderung kering. Kelangkaan air di negara tersebut tidak semata disebabkan oleh rendahnya curah hujan, tetapi juga akibat tata kelola air yang dinilai buruk serta eksploitasi berlebihan terhadap sumber air tanah. Perubahan iklim turut memperparah situasi.

Ketua Dewan Kota Teheran, Mehdi Chamran, mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air guna menghindari gangguan pasokan yang lebih serius. “Hematlah air untuk mencegah gangguan lebih lanjut dalam pasokan,” ujar Chamran, dikutip dari kantor berita ISNA.

Imbauan serupa juga disampaikan oleh otoritas di berbagai provinsi yang mendesak warga untuk membatasi konsumsi air dalam aktivitas sehari-hari.


Waduk Menipis

Kondisi persediaan air di Teheran mencapai titik paling kritis dalam seratus tahun terakhir. Perusahaan pengelola air di Provinsi Teheran menyatakan bahwa waduk-waduk utama yang menjadi sumber pasokan air ibu kota kini berada dalam kondisi nyaris kering.

“Waduk yang menyuplai air ke Teheran kini berada di titik kritis,” demikian bunyi pernyataan resmi perusahaan tersebut.

Sebagai respons darurat, warga diminta untuk memangkas konsumsi air setidaknya 20 persen guna membantu mengurangi beban pasokan yang semakin terbatas.

Sementara itu, harian konservatif Javan melaporkan bahwa otoritas setempat telah mulai menerapkan kebijakan pengurangan distribusi air di sejumlah wilayah Teheran. Pemadaman air dilakukan selama 12 hingga 18 jam sebagai bagian dari langkah penanganan krisis yang tengah berlangsung.

Pemerintah Iran Minta Maaf atas Krisis Air

Menteri Energi Iran, Abbas Aliabadi, menyampaikan permintaan maaf kepada publik atas kebijakan pengurangan pasokan air yang kini diterapkan di sejumlah wilayah. Dalam pernyataannya pada Minggu (20/7/2025), Aliabadi menegaskan bahwa langkah tersebut terpaksa diambil demi pengelolaan sumber daya yang kian terbatas secara lebih bijak.

“Kami memahami dampak yang ditimbulkan, namun ini adalah pilihan sulit yang harus diambil untuk menjaga keberlanjutan,” ujar Aliabadi.

Ia juga menyoroti betapa rentannya Iran terhadap dampak perubahan iklim serta mendesaknya reformasi dalam pengelolaan air nasional. Dengan suhu ekstrem yang diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa pekan ke depan, pemerintah Iran kini menghadapi tantangan besar untuk menjamin ketahanan air bagi warganya.