Kesehatan

Jangan Abaikan, Ini Tanda-Tanda Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai

94
×

Jangan Abaikan, Ini Tanda-Tanda Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai

Share this article
Jangan Abaikan, Ini Tanda-Tanda Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai
Ilustrasi tanda usus buntu. (Photo by Freepik)

NewsRepublik.com, KesehatanRadang usus buntu kerap dianggap sebagai penyakit ringan karena cukup umum terjadi di masyarakat. Padahal, kondisi ini bisa berkembang menjadi serius jika tidak segera ditangani. Dalam kasus tertentu, usus buntu dapat pecah dan berakibat fatal.

Gejala awal radang usus buntu sering kali luput dari perhatian karena menyerupai sakit perut biasa. Inilah yang membuat banyak penderita terlambat mendapatkan penanganan medis, dan baru menyadari kondisinya ketika sudah memburuk.

“Jika tidak ditangani, usus buntu Anda bisa pecah dan berpotensi mengancam jiwa,” ujar Dr. Jennifer Caudle, dokter keluarga bersertifikat, seperti dikutip dari Prevention.

Menurut National Institutes of Health (NIH), pecahnya usus buntu dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk penyebaran infeksi ke rongga perut. Meski lebih sering terjadi pada pria usia remaja hingga 20-an, penyakit ini juga dapat menyerang kelompok usia lain, termasuk lansia.

Berikut 5 gejala radang usus buntu yang patut diwaspadai menurut Prevention:


1. Nyeri Hebat di Perut Kanan Bawah

Ilustrasi sakit perut.
Ilustrasi sakit perut. (Image by Freepik)

Di Amerika Serikat, radang usus buntu tercatat sebagai penyebab paling umum dari nyeri perut akut yang memerlukan tindakan pembedahan. Data menunjukkan, sekitar 5 hingga 9 dari setiap 100 orang akan mengalami kondisi ini di suatu waktu dalam hidup mereka.

Menurut Dr. Jennifer Caudle, nyeri hebat di bagian kanan bawah perut menjadi gejala khas dari radang usus buntu. Jika mengalami keluhan tersebut, masyarakat diminta segera berkonsultasi ke tenaga medis guna mencegah komplikasi serius, termasuk pecahnya usus buntu.

Sementara itu, Dan Gingold, profesor madya di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, menjelaskan bahwa gejala bisa bervariasi antar pasien. Beberapa di antaranya merasakan sakit saat berjalan, batuk, bahkan saat melewati polisi tidur ketika berkendara.

Gejala tersebut mengindikasikan adanya peradangan pada dinding perut dan bisa menjadi pertanda bahwa usus buntu telah pecah atau dalam kondisi kritis. Oleh karena itu, pemeriksaan medis segera sangat dianjurkan jika gejala tersebut muncul.


2. Mual, Muntah, dan Hilangnya Nafsu Makan

Keluhan mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan kerap dikaitkan dengan masalah pencernaan ringan. Namun, jika gejala tersebut disertai nyeri hebat di area perut, patut dicurigai sebagai tanda radang usus buntu.

Dr. Jennifer Caudle menjelaskan bahwa peradangan usus buntu dapat memengaruhi sistem saraf dan saluran pencernaan, sehingga memicu rasa mual hingga muntah.

“Peradangan usus buntu terkadang memengaruhi bagian lain dari saluran pencernaan dan sistem saraf, serta menyebabkan mual dan muntah,” ujar Caudle.

Jika keluhan ini muncul bersamaan dengan gejala khas lainnya, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

3. Buang Air Kecil Meningkat

Peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menjadi tanda yang tak disangka dari radang usus buntu. Hal ini terjadi apabila posisi usus buntu berada dekat kandung kemih, terutama di bagian bawah panggul.

Menurut Cedrek McFadden, ahli bedah kolorektal bersertifikat, peradangan pada usus buntu dapat menyebabkan iritasi pada kandung kemih. Akibatnya, muncul dorongan untuk buang air kecil lebih sering, bahkan disertai rasa nyeri saat melakukannya.

Gejala ini memang dapat menyerupai infeksi saluran kemih (ISK), namun jika disertai keluhan khas usus buntu lainnya, masyarakat diimbau untuk segera melakukan pemeriksaan medis.


4. Demam dan Menggigil

Demam disertai menggigil merupakan respons alami tubuh terhadap adanya peradangan. Dalam konteks radang usus buntu, kondisi ini bisa menjadi indikator bahwa infeksi telah berkembang dan tubuh sedang berusaha melawan.

Ahli bedah kolorektal Cedrek McFadden menjelaskan, tubuh akan melepaskan senyawa kimia tertentu sebagai respons peradangan, yang kemudian memicu reaksi sistemik seperti demam dan menggigil.

“(Hal ini) dapat bermanifestasi sebagai nyeri lokal, serta gejala di seluruh tubuh seperti demam dan menggigil,” ungkap McFadden.

Masyarakat diminta untuk waspada jika mengalami demam yang tidak kunjung reda, terutama bila disertai nyeri di perut. Pemantauan suhu tubuh dan evaluasi terhadap gejala lainnya perlu dilakukan sebelum segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat.

5. Munculnya Kebingungan

Rasa lelah saat sakit merupakan hal yang lumrah. Namun, jika kondisi ini disertai kebingungan, disorientasi, atau munculnya perasaan “tidak enak badan” secara keseluruhan, perlu diwaspadai sebagai gejala infeksi serius, seperti sepsis.

National Library of Medicine (NLM) mencatat, sepsis merupakan kondisi darurat medis yang terjadi ketika infeksi menyebar dari satu bagian tubuh—dalam hal ini usus buntu—ke seluruh sistem tubuh. Jika tidak segera ditangani, sepsis dapat berujung fatal.

Profesor madya dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Dan Gingold menjelaskan bahwa munculnya kebingungan bukan berarti infeksi telah mencapai otak. Sebaliknya, kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi telah berkembang signifikan hingga mengganggu distribusi oksigen dalam tubuh.

“Tubuh mengerahkan seluruh sumber daya, termasuk oksigen, sehingga suplai ke otak menjadi terbatas dan fungsi kognitif ikut terganggu,” jelas Gingold.

Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala yang terasa tidak biasa. Mengenali sinyal tubuh dan segera mencari pertolongan medis adalah langkah kunci untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.