NewsRepublik.com, Otomotif – Lexus, merek premium milik Toyota, resmi memulai pembangunan fasilitas manufaktur kendaraan energi baru (NEV) di Distrik Jinshan, Shanghai, Tiongkok. Kehadiran pabrik ini menandai langkah strategis Lexus sebagai produsen mobil kedua yang sepenuhnya dimiliki perusahaan asing di Shanghai, setelah Tesla.
Dikutip dari Carnewschina, pabrik perakitan kendaraan listrik milik Lexus tersebut dijadwalkan rampung pada Agustus 2026 dan mulai beroperasi pada 2027. Fasilitas ini dirancang dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 10 ribu unit.
Lexus (Shanghai) New Energy Co. Ltd tercatat memiliki modal terdaftar sebesar 107,1 miliar yen atau setara Rp11,9 triliun, dengan total luas lahan mencapai 1,13 juta meter persegi—lebih besar dibandingkan Gigafactory milik Tesla di Shanghai yang berdiri di atas lahan seluas 860 ribu meter persegi.
Proyek ambisius Lexus ini memiliki pola pengembangan yang serupa dengan ekspansi cepat Tesla di Shanghai. Sebagai informasi, Tesla memulai pembangunan Gigafactory Shanghai pada Januari 2019, dan hanya berselang kurang dari setahun, mereka telah mengirimkan unit perdana Model 3 buatan lokal pada Desember 2019.
Melalui investasi besar ini, Toyota selaku induk Lexus berupaya mempercepat transformasi elektrifikasi dan pengembangan kendaraan cerdas yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar domestik maupun global, khususnya di wilayah Tiongkok.
Lexus LM Geser Dominasi RX Series, Segmen Sedan Mewah Turut Terdampak
Kehadiran Denza di pasar otomotif Indonesia langsung menyasar segmen kendaraan premium. Melalui model Denza D9, pabrikan asal Tiongkok ini menargetkan pasar MPV mewah yang selama ini dihuni oleh Toyota Alphard hingga Lexus LM 350.
Menanggapi kehadiran Denza sebagai merek premium, pihak Lexus Indonesia tak ambil pusing. Bagi mereka, predikat premium tak hanya ditentukan dari kualitas produk semata, melainkan juga dari layanan yang diberikan kepada konsumen.
“Kalau ada pihak yang mengklaim sebagai brand luxury, itu sah-sah saja. Tapi pada akhirnya, pasar yang akan menilai. Kami selalu meyakini bahwa premium atau luxury bukan sekadar produk, melainkan juga pengalaman yang diberikan. Kombinasi antara keduanya adalah definisi sesungguhnya dari premium,” ujar Tengku Rivan Satria Hafas, Marketing Planning & Customer Experience Manager Lexus Indonesia saat berkunjung ke redaksi Liputan6.com, belum lama ini.
“Kami konsisten pada prinsip yang kami pegang sejak awal, bahwa produk yang ditawarkan harus berkualitas tinggi dan layanan serta pengalaman pelanggan harus sepadan dengan produknya,” tambah Rivan.
Lexus sendiri kini tengah menikmati tren positif dari penjualan model MPV premiumnya, Lexus LM 350. Model ini secara mengejutkan berhasil menggeser dominasi SUV RX Series yang selama ini menjadi tulang punggung penjualan Lexus di Tanah Air.
“Secara mengejutkan, LM 350 kini menjadi model terlaris Lexus. Hal ini tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, karena selama ini RX selalu mendominasi. Sekarang situasinya berubah,” pungkas Rivan.