NewsRepublik.com, Politik – Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, angkat bicara terkait maraknya pengibaran bendera bergambar tengkorak bertopi khas karakter One Piece di sejumlah wilayah menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Menurut Willy, fenomena tersebut merupakan bentuk ekspresi politik sebagian masyarakat, namun diarahkan pada sasaran yang keliru. Ia mengingatkan bahwa ketidakpuasan terhadap pemerintah semestinya tidak mengurangi semangat kebangsaan.
“Ini merupakan ekspresi politik yang salah sasaran. Kritik terhadap pemerintah jangan sampai menodai patriotisme atau rasa cinta terhadap Tanah Air,” ujar Willy dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/7/2025).
Ia menilai tindakan tersebut mencerminkan rendahnya literasi sebagian masyarakat dalam membedakan antara negara dan pemerintah. “Gugatan diarahkan pada pemerintah, tetapi justru negara yang menjadi sasaran. Ini mencerminkan minimnya pemahaman sebagian anak bangsa tentang perbedaan mendasar antara negara dan pemerintah,” jelasnya.
Meski demikian, Willy menegaskan bahwa pengibaran bendera bergambar One Piece tidak dapat dikategorikan sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol negara, selama tidak melanggar aturan yang berlaku.
“Selama tidak menodai Merah Putih — misalnya menempelkan simbol One Piece di atasnya — maka tidak tergolong sebagai pelanggaran serius. Saya lihat juga posisi bendera tersebut berada di bawah Merah Putih,” pungkasnya.
Sikap Proporsional Hadapi Fenomena Bendera One Piece
Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, mengimbau masyarakat untuk menanggapi fenomena pengibaran bendera bergambar One Piece secara proporsional. Menurutnya, respons yang berlebihan justru berpotensi menimbulkan provokasi.
“Membunuh nyamuk tidak perlu menggunakan granat atau mesiu. Respons harus tetap proporsional agar kita tidak terjebak pada provokasi,” kata Willy.
Ia menambahkan, ekspresi tersebut umumnya muncul dari kalangan muda yang penuh semangat, idealisme, dan keberanian dalam menyuarakan ketidakadilan. Namun, semangat itu kadang kurang diimbangi dengan pertimbangan nalar yang matang.
“Ekspresi mereka mungkin sporadis, tapi tetap genuine dan unik,” ujarnya.
Willy menegaskan, jika negara mampu hadir dengan keadilan dan kesejahteraan, fenomena seperti pengibaran bendera One Piece tidak akan mendapat perhatian, karena aspirasi tersebut dianggap tidak relevan.
Jangan Terjebak Provokasi
Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, menolak respons represif maupun ajakan dialog langsung terkait fenomena pengibaran bendera bergambar One Piece. Ia menilai fenomena ini perlu dicermati dan dipahami dengan bijak.
“Fenomena semacam ini cukup diamati secara seksama. Jangan sampai kita terjebak dalam provokasi,” ujarnya.
Willy mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperbaiki saluran dialog dalam kehidupan berbangsa.
“Tanpa dialog, itu bukan bernegara, melainkan berkuasa. Mungkin fenomena ini muncul karena ruang-ruang dialog yang tersumbat,” tuturnya.
 
  
 
   
									








