Pariwisata

Perwakilan UNESCO Kunjungi Lombok untuk Revalidasi Status Geopark Gunung Rinjani

61
×

Perwakilan UNESCO Kunjungi Lombok untuk Revalidasi Status Geopark Gunung Rinjani

Share this article
Perwakilan UNESCO Kunjungi Lombok untuk Revalidasi Status Geopark Gunung Rinjani
Perwakilan UNESCO Kunjungi Lombok untuk Nilai Ulang Status Geopark Gunung Rinjani. (dok.Instagram @inforinjani/https://www.instagram.com/p/DLCb_PexOpb/)

NewsRepublik.com, PariwisataGunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menjadi sorotan dunia internasional. Dua asesor dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) melakukan kunjungan ke Lombok untuk menilai ulang status UNESCO Global Geopark yang disandang kawasan Gunung Rinjani.

Kunjungan ini merupakan bagian dari proses revalidasi yang dilakukan setiap empat tahun sekali untuk memastikan kelayakan suatu kawasan mempertahankan status geopark global. Penilaian lapangan dilakukan sejak 28 Juni hingga 2 Juli 2025.

“Ini adalah revalidasi kedua bagi Geopark Rinjani. Revalidasi pertama dilakukan pada tahun 2022,” kata General Manager Geopark Rinjani, Qwadru Putro Wicaksono, dalam keterangan resminya, Rabu (2/7/2025), dikutip dari laman Geopark Rinjani.

Dua asesor tersebut meninjau langsung kondisi geosite, mengevaluasi visibilitas dan dampak program-program pengelolaan yang telah dijalankan sejak revalidasi sebelumnya. Mereka juga menelaah dokumen administrasi dan laporan kegiatan dari pengelola Geopark Rinjani.

Belum ada pernyataan resmi apakah penilaian ulang ini berkaitan dengan insiden pendaki asal Brasil yang tewas di Gunung Rinjani pekan lalu. Namun, asesmen lapangan oleh UNESCO ini mencakup banyak aspek—mulai dari keselamatan pengunjung, infrastruktur, pelestarian geologi, hingga partisipasi masyarakat lokal.

Pada revalidasi sebelumnya di tahun 2022, UNESCO sempat memberikan beberapa catatan, termasuk perlunya peningkatan infrastruktur pasca-gempa 2018. Saat itu, sebagian besar fasilitas dinilai masih dalam tahap pemulihan.

Geopark Rinjani sendiri resmi masuk dalam jaringan UNESCO Global Geopark sejak 2018, karena kekayaan geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya yang dimilikinya. Status ini membawa dampak positif bagi promosi pariwisata berkelanjutan dan perlindungan lingkungan di kawasan tersebut.


Peningkatan Infrastruktur dan Pemberdayaan di Kawasan Geopark Rinjani Jadi Sorotan Asesor

Upaya peningkatan infrastruktur di kawasan Geopark Rinjani terus mendapat perhatian serius, terutama dalam rangka meningkatkan visibilitas dan pemahaman terhadap kekayaan geologi, biologi, serta budaya yang dimiliki. Salah satu lokasi yang menjadi fokus perhatian asesor adalah geosite Aik Berik, Lombok Tengah.

“Asesor juga turun langsung ke Aik Berik pada hari kedua, 29 Juni. Mereka berdialog dengan pengelola wisata, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan juga perwakilan Dinas Pariwisata Lombok Tengah,” ujar Qwadru.

Dalam kunjungan tersebut, asesor merekomendasikan perlunya interpretasi terpadu yang menghubungkan aspek geologi, hayati, dan budaya di kawasan geosite untuk meningkatkan pengalaman wisata berbasis edukasi.

Rekomendasi lain yang disampaikan berkaitan dengan penguatan program pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi kelompok perempuan. Isu ini mengemuka pada hari pertama kunjungan, 28 Juni 2025, saat asesor mengunjungi sekretariat Geopark Rinjani.

Selama 29–30 Juni 2025, asesor juga melakukan pertemuan dengan sejumlah kelompok mitra Geopark Rinjani untuk mendalami program kolaborasi yang telah berjalan. Tahun ini, Geopark Rinjani bersama BRI Research Institute membina pelaku UMKM perempuan di berbagai wilayah seperti Desa Lantan dan sekitarnya (Lombok Tengah), Desa Loyok dan Sembalun (Lombok Timur), serta Senaru dan sekitarnya (Kabupaten Lombok Utara).

Seluruh lokasi tersebut masuk dalam kawasan Geopark Rinjani dan menjadi titik fokus dalam pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan keberlanjutan lingkungan.


Geopark Rinjani Perkuat Kolaborasi Pelatihan Pemandu Wisata dan Pengelolaan Gili Tramena

Sejak 2022, Geopark Rinjani terus menjalin kolaborasi strategis dengan sejumlah mitra lokal, salah satunya Destination Management Organization (DMO) Sembalun. Salah satu bentuk sinergi tersebut terwujud melalui Beboka Nursery, yang fokus membibitkan tanaman endemik khas Sembalun. Lokasi pembibitan berada di lingkungan SMAN 1 Sembalun.

Di bidang kepariwisataan, Geopark Rinjani juga menggandeng Rinjani Women Guide Association yang bermarkas di Senaru, Lombok Utara. Kolaborasi ini meliputi pelatihan rutin bagi para pemandu wisata perempuan, serta keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan penguatan kapasitas.

“Ketika asesor mengunjungi kampung adat Senaru, teman-teman dari komunitas women guide turut mendampingi langsung. Mereka berdiskusi secara langsung mengenai aktivitas pemanduan yang dijalankan,” jelas Qwadru.

Selain itu, asesor UNESCO juga menyampaikan rekomendasi penataan kawasan wisata Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air (Gili Tramena). Penataan ini dinilai penting mengingat perkembangan pesat sektor pariwisata di wilayah tersebut.

Gili Trawangan sempat menjadi lokasi kunjungan delegasi Asia Pacific Geoparks Network (APGN) pada 2019, dan kembali disorot saat proses revalidasi Geopark Rinjani tahun 2022. Dalam proses revalidasi tahun ini, asesor turut mengunjungi Gili Trawangan. Bahkan, asesor asal Belgia datang lebih awal dan menginap selama beberapa hari di Gili Air.

Melalui kunjungan ini, asesor menilai perlunya model pengelolaan pariwisata yang lebih berkelanjutan di Gili Tramena agar dapat mempertahankan daya tarik kawasan sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.


Gili Tramena Alami Perubahan Pascagempa

Perubahan signifikan di kawasan Gili Tramena, khususnya pascagempa 2018, menjadi sorotan dalam proses revalidasi Geopark Rinjani 2025. Asesor UNESCO meninjau langsung kondisi terkini di kawasan wisata unggulan tersebut.

“Secara infrastruktur sudah banyak perbaikan. Dermaga yang sebelumnya rusak dan berukuran kecil, kini telah dibangun lebih representatif. Begitu pula dengan jalan-jalan utama. Meski demikian, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan di Gili Tramena,” ujar Qwadru.

Ia menambahkan, Gubernur Nusa Tenggara Barat telah menyatakan komitmennya untuk terus melakukan penataan kawasan Gili Tramena secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Dalam revalidasi tahun ini, General Manager Geopark Rinjani periode 2015–2020, Chairul Machsul, turut mendampingi asesor dalam kunjungan ke wilayah Sembalun. Menurutnya, tantangan pengelolaan Geopark saat ini semakin kompleks, termasuk di kawasan Rinjani. Namun, dengan sinergi lintas sektor, ia optimistis Geopark Rinjani mampu menjadi laboratorium pembelajaran pengelolaan geopark yang baik.

Selain dua asesor UNESCO, revalidasi kali ini juga diikuti oleh perwakilan dari Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Mereka hadir mengikuti seluruh rangkaian kegiatan untuk memastikan proses revalidasi berjalan sesuai standar dan kebutuhan yang ditetapkan.