Ekonomi

Prabowo Umumkan Tarif Ekspor ke Uni Eropa Hampir Seluruhnya Nol Persen

73
×

Prabowo Umumkan Tarif Ekspor ke Uni Eropa Hampir Seluruhnya Nol Persen

Share this article
Prabowo Umumkan Tarif Ekspor ke Uni Eropa Hampir Seluruhnya Nol Persen
WNI Bisa Bebas Kunjungi Uni Eropa dengan Mengajukan Visa Schengen Multi-Entry, Apa Persyaratannya?. foto: Tim Media Presiden.

NewsRepublik.com, Ekonomi – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan bahwa perundingan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa telah resmi diselesaikan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers bersama Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, di Gedung Berlaymont, Kantor Komisi Eropa, Brussels, pada Minggu (13/7).

Negosiasi CEPA yang berlangsung selama satu dekade itu menghasilkan kesepakatan komprehensif terkait kerja sama ekonomi kedua belah pihak.

“Hari ini kami berhasil mencapai sebuah terobosan. Setelah sepuluh tahun berunding, akhirnya kami menuntaskan perjanjian ekonomi komprehensif atau CEPA, yang pada dasarnya merupakan perjanjian perdagangan bebas. Kami menyepakati sejumlah hal penting yang saling mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing, dan semuanya bersifat saling menguntungkan,” ujar Presiden Prabowo, dikutip pada Senin (14/7/2025).

“Ini pada dasarnya merupakan perjanjian perdagangan bebas, di mana hampir seluruh produk ekspor dikenakan tarif nol persen,” lanjutnya.

Capaian tersebut turut disambut baik oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen serta Presiden Dewan Eropa António Costa. Keduanya bertemu dengan Presiden Prabowo dalam rangkaian kunjungan kenegaraan di Brussels yang dimulai sejak Sabtu (12/7/2025).


Indonesia-Uni Eropa Capai Kesepakatan Strategis Soal CEPA

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, secara resmi mencapai kesepakatan politik penting dalam perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Kesepakatan ini menjadi landasan utama menuju finalisasi penuh CEPA yang akan dirampungkan oleh Komisaris Uni Eropa, Maroš Šefčovič, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, dengan target penyelesaian pada September 2025.

Presiden von der Leyen menyatakan bahwa kerja sama ini membuka peluang besar bagi kedua pihak.

“Eropa dan Indonesia memilih jalan keterbukaan, kemitraan, serta kemakmuran bersama. Perjanjian ini akan membuka akses pasar baru dan memperkuat rantai pasok bahan baku penting, terutama bagi sektor industri hijau dan baja di Eropa,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI, Senin (14/7/2025).

Presiden Prabowo menegaskan bahwa capaian ini merupakan langkah penting dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa.

“Setelah bertahun-tahun upaya dan kerja keras, kita sepakat untuk melangkah maju. Bagi Indonesia, CEPA tidak semata-mata menyangkut perdagangan. Ini menyangkut keadilan, penghormatan, dan komitmen membangun masa depan yang kuat secara bersama,” tegas Prabowo.

CEPA dirancang sebagai perjanjian komprehensif, inklusif, dan saling menguntungkan. Kesepakatan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, meningkatkan investasi, serta memperkuat ketahanan rantai pasok strategis, termasuk bahan baku utama bagi kedua belah pihak.


Perkuat Kemitraan Bilateral Multisektor

Tak hanya dalam sektor ekonomi, Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga menegaskan komitmen bersama untuk memperdalam kerja sama bilateral di berbagai bidang.

Sebagai upaya meningkatkan konektivitas antarwarga, Uni Eropa telah mengadopsi kebijakan visa cascade bagi Indonesia. Kebijakan ini memberikan kemudahan akses visa masuk ganda bagi warga negara Indonesia ke wilayah Uni Eropa.

Di sektor energi, kedua pihak menyoroti pentingnya transisi menuju energi bersih yang inklusif. Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya terhadap ketahanan energi nasional sebagaimana tertuang dalam visi pembangunan Asta Cita. Dalam hal ini, kemitraan Just Energy Transition serta inisiatif EU Global Gateway dipandang sebagai bentuk dukungan signifikan terhadap agenda energi jangka panjang Indonesia.

Dalam forum pertemuan tersebut, kedua pemimpin turut menyuarakan dukungan terhadap tatanan internasional yang berbasis aturan, memperkuat kerja sama di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta mendorong upaya perdamaian di Ukraina dan kawasan Timur Tengah.

Indonesia dan Uni Eropa juga menekankan pentingnya sinergi dalam memperkuat kemitraan ASEAN–Uni Eropa, demi terciptanya perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Indo-Pasifik.

Keduanya sepakat bahwa hubungan bilateral yang terus berkembang, dengan berlandaskan pada nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum, menjadi fondasi penting dalam membangun kemitraan strategis yang lebih kuat ke depan.