Berita

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, DPR Desak Audit Total Sistem Keselamatan Pelayaran

27
×

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, DPR Desak Audit Total Sistem Keselamatan Pelayaran

Share this article
KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, DPR Desak Audit Total Sistem Keselamatan Pelayaran
Tim SAR gabungan mengevakuasi korban dari tragedi kapal tenggelam di Selat Bali.

NewsRepublik.com, Berita – Anggota Komisi V DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali. Irine mendesak pemerintah untuk segera melakukan audit dan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan pelayaran dan keselamatan penumpang.

Pasalnya, insiden ini merupakan kecelakaan laut ketiga yang terjadi di jalur penyeberangan tersebut dalam kurun waktu kurang dari dua pekan terakhir.

“Saya berharap proses evakuasi dapat berjalan optimal agar seluruh korban bisa segera ditemukan,” ujar Irine dalam pernyataannya, Jumat (4/7/2025).

Ia menilai rangkaian kecelakaan ini bukanlah kejadian insidental semata, melainkan indikasi adanya persoalan sistemik dalam tata kelola keselamatan pelayaran nasional.

“Ini bukan sekadar insiden tunggal, melainkan sinyal keras dari buruknya manajemen keselamatan pelayaran kita. Dalam 11 hari, sudah tiga kecelakaan kapal terjadi di lintasan yang sama,” tegasnya.

Irine juga menyoroti kemungkinan lemahnya pengawasan hingga aspek teknis dan operasional yang patut dipertanyakan. “Ada yang sangat keliru dalam sistem kita—entah dari sisi teknis, pemuatan, cuaca, atau bahkan kelonggaran pengawasan,” lanjutnya.


Tragedi di Selat Bali

Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu malam (2/7/2025). Kapal tersebut membawa total 53 penumpang, 12 kru, serta 22 unit kendaraan. Hingga saat ini, enam orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 30 lainnya masih dalam pencarian.

Musibah ini terjadi saat kapal berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Dugaan awal menyebutkan bahwa kapal mengalami kebocoran saat dalam pelayaran, yang menyebabkan kapal akhirnya karam di tengah lintasan.

Selat Bali kembali menjadi sorotan nasional, menyusul serangkaian insiden kecelakaan laut yang terjadi hanya dalam waktu 11 hari terakhir. Peristiwa KMP Tunu Pratama Jaya menjadi insiden ketiga dalam rentang waktu tersebut, menandakan adanya persoalan serius dalam sistem pelayaran.

“Tiga kecelakaan beruntun di jalur vital penyeberangan Jawa-Bali ini harus menjadi peringatan keras betapa pentingnya pembenahan sistem keselamatan pelayaran kita,” tegas Anggota Komisi V DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri.


Manifest Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya

Anggota Komisi V DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, turut menyoroti persoalan akurasi manifest penumpang dalam insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Ia menilai ketidaktepatan data manifest merupakan isu krusial yang sering kali luput dari perhatian serius dan berpotensi membahayakan keselamatan pelayaran.

“Saat sistem manifest penumpang dan muatan tidak akurat, operator bisa saja mengabaikan batas muatan aman. Dan pada titik tertentu, hal itu bisa menjadi pemicu terjadinya bencana,” ujar Irine.

Ia juga menekankan bahwa informasi yang simpang siur selama pelayaran turut menambah kompleksitas situasi, terutama saat proses evakuasi dan pencarian korban berlangsung.